"Lebih mengatur dan mengontrol di lapangan. Di gim pertama Fitri merasa lumayan tegang. Namun, ke sini-sini sudah mending," tambahnya.
"Tadi juga sempat ramai. Cuma dari situ Fitri banyak kecolongan lagi, kurang sabar, kurang safe, sama variasinya perlu ditambah lagi," kata Fitriani lagi.
Namun, hal berbeda terjadi saat pertandingan memasuki gim kedua, ketika Fitriani mulai memberi perlawanan kepada Tai Tzu Ying.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022 - Hadapi Indonesia, Federasi Malaysia Minta Beberapa Permintaan
Setelah tertinggal 5-11, Fitriani coba mendekatkan poinnya menjadi 13-13 kemudian sempat unggul tipis di posisi 14-13.
"Tadi sih yang di gim kedua awal dia (Tai Tzu Ying) agak melambat, tapi dia kan punya pukulan bagus dan serangan tajam," tambahnya.
Sayang, setelahnya dia kembali kecolongan delapan poin secara berurutan sebelum akhirnya Fitriani pun mengaku kalah dengan skor akhir 14-21 pada gim kedua.
Baca Juga: Rekor Sendiri di SEA Games Ingin Dipecahkan I Gede Siman Sudartawa
"Di situ Fitri juga banyak kecolongan. Setelah poin 11 Fitri coba lebih relinya lebih cepat, sempat beberapa poin Fitri dapat," ujarnya lagi.
"Akan tetapi, dia terus mengubah lagi, Fitri kurang siap dengan perubahan-perubahan polanya dia," ungkap Fitriani mengakhiri.
Kekalahan Fitriani memastikan Indonesia tinggal punya satu wakil tunggal putri yakni Gregoria Mariska Tunjung yang akan berlaga pada babak ketiga Kejuara Dunia BWF 2019.
Pada babak ketiga, Gregoria Mariska Tunjung sudah ditunggu unggulan ketujuh asal Thailand, Ratchanok Intanon.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar