Setelah dilakukan penyidikan lebih lanjut, aksi pemenggalan guru sejarah ini kabarnya diboncengi oleh aksi terorisme.
Sembilan pelaku lain kabarnya sudah diamankan oleh pihak pemberantasan terorisme di Prancis, termasuk kakek dan adik Ansarov.
Diduga keluarga Ansarov memang punya hubungan erat dengan gerakan radikalisme yang mengatasnamakan Islam, ISIS.
Baca Juga: Eksekutor Tendangan Wakanda Ternyata Kerja Shift Malam di Toko Obat
Di saat sejumlah politisi dan guru sejarah di Prancis mengutuk keras aksi ini, hal berbeda justru dilakukan mantan petarung UFC, Zelim Imadaev.
Dilansir Juara.net dari Bloody Elbow, Imadaev terpantau sempat menyebut sosok Ansarov sebagai pahlawan.
"Pahlawan dari Islam. Allah menerima Jihadmu," utas Imadaev dalam sebuah unggahan di media sosialnya.
Ungkapan tersebut kemudian langsung mendapatkan batasan karena dianggap mengandung unsur yang sensitif.
Sepanjang kariernya di UFC, Imadaev tampil di kelas welter.
Namun sejak musim panas tahun ini, petarung yang berasal dari Chechnya ini sudah dicoret dari daftar petarung UFC.
Baca Juga: Memang Sinting, Khamzat Chimaev Sebut Petarung UFC Harus Duel Setiap Hari
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Kompas.tv, bloodyelbow.com |
Komentar