Sebagai tambahan informasi, tidak hanya terkenal di Indonesia sebagai makanan khas Semarang, lumpia memang sudah sejak lama diketahui merupakan cemilan yang malang melintang di dunia.
Setiap daerah di belahan dunia memang menamai cemilan yang satu ini dengan nama berbeda-beda.
Uniknya, di Indonesia dan di Filipina, cemilan yang berupa sayuran atau daging dibungkus dengan kulit khusus dan digoreng dalam minyak panas ini disebut dengan nama yang sama, yakni lumpia.
Lumpia with a Vengeance sendiri merupakan film laga dengan sentuhan komedi yang sangat menarik.
Secara singkat, film ini menceritakan tentang perjuangan para pembela kebenaran yang menggunakan lumpia sebagai senjata utama dalam memberantas kejahatan.
Baca Juga: Petarung UFC Beberkan Pengalaman Jantungnya Berhenti setelah Pingsan Jelang Berduel
Dari segi kultur, film yang disutradarai oleh Patricio Ginelsa ini memang sangat kental membawa nuansa budaya Filipina yang khas.
Dilansir Juara.net dari MMA Fighting, dalam penyiaran perdana film ini di Hawaii International Film Festival ke-40 pada hari Sabtu (31/10/2020), Munoz sedikit menceritakan pengalamannya.
Ketimbang pekerjaannya yang dulu, termasuk sebagai petarung UFC, Munoz mengaku dunia akting lebih membuat dirinya senang.
Kesenangan Munoz bahkan terasa berlipat ganda karena film yang ia bintangi kali ini adalah film laga yang tidak jauh-jauh dari makanan.
"Hal ini sungguh membuat saya senang. Itu tidak seperti sebuah pekerjaan, sangat menyenangkan. Karena saya dapat melempar lumpia dan menghajar wajah orang, maka dari itu sungguh menyenangkan," ungkapnya.
"Bahkan saya dapat memakan lumpia, yang merupakan salah satu makanan terkenal dari Filipina yang banyak disukai orang-orang," imbuhnya petarung UFC berjulukan Mesin Penghancur dari Filipina ini.
Baca Juga: Bisa-bisanya Petarung Kelas Berat UFC Ini Gagal di Sesi Timbang Badan
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | MMAFighting.com |
Komentar