"Saya tidak tahu seberapa jujur pelatihnya kepada Conor. Saya tidak tahu seberapa jujur rekan latihannya ketika mereka berdebat dengan dia,” lanjut Hardy.
“Anda tahu, apakah mereka menjilatnya dan tidak memberitahu bahwa dia punya kekurangan.”
“Apakah mereka membiarkan dia melakukan pekerjaannya tanpa mengkritik sehingga mereka bisa kembali ke tempat latihan dan mendapatkan bayaran 100 pound (2 juta rupiah).”
“Apakah dia memiliki seseorang di sekitarnya yang hanya bisa menatap matanya dan berkata: 'Apa yang Anda lakukan? Bagaimana Anda berharap untuk memenangi pertarungan dengan latihan seperti ini?',” pungkas Hardy.
Pendapat Dan Hardy ini kiranya bukan hanya omong kosong.
Opininya ini bahkan didasarkan oleh pengalamannya saat masih aktif bertarung.
Dia mengaku sempat termakan oleh pujian-pujian palsu itu sebelum duel perebutan sabuk juara kelas welter dengan Georges St-Pierre di UFC 211.
Hardy akhirnya kalah dalam pertarungan tersebut.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Juara.net, Sportskeeda |
Komentar