"MMA lebih sulit ketimbang tinju. Saya rasa tidak perlu meminjam uang terlebih dahulu untuk biaya kamp pelatihan kalau saya bertinju," kata Francis Ngannou dikutip Juara.net dari BJPenn.com.
"Pada beberapa poin, saya akan mengejar uang yang dihasilkan. Saya akan menjajal dunia tinju pastinya. Saya tidak menentang sistemnya, saya hanya mengutarakan hak."
Menurut Sportsdaily.com, Ngannou telah mengumpulkan kekayaan sebesar 2.737.500 juta dolar AS (setara Rp 38 miliar) sepanjang kariernya termasuk 58.000 dolar AS (Rp818,9 juta) untuk kemenangannya atas Stipe Miocic di UFC 260.
Sementara itu, sesuai dengan keputusan Komisi Atletik Negara Bagian Nevada, Fury dan Wilder dijamin mendapatkan keuntungan sebesar 5 juta dolar AS (setara Rp70,5 miliar) ditambah keuntungan dari PPV.
Setelah semuanya diperhitungkan dengan ditambah pendapatan dari sponsor, diperkirakan Tyson Fury menerima 30 juta dolar AS (setara Rp423 miliar) dan Deontay Wilder mendapatkan 20 juta dolar AS (setara Rp282 miliar).
Sangat mudah untuk melihat Ngannou tertarik bertanding di atas ring tinju dan bukan hanya karena masalah uangnya.
Keputusan UFC memilih menggelar duel perebutan sabuk interim antara Derrick Lewis dan Ciryl Gane di UFC 265 membuat Ngannou merasa tidak dihormati.
"Dari apa yang saya lihat, UFC mencoba mendiskreditkan saya. Itu yang saya tahu dan mereka yang mempromosikan seseorang tidak boleh mendiskreditkannya," kata Ngannou.
Baca Juga: Demi Kalahkan Francis Ngannou, Ciryl Gane Bakal Tiru Tyson Fury
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | bjpenn.com, MMA Hour |
Komentar