JUARA.NET - Manajer pembalap asal Italia, Carlo Penat, menang banyak di MotoGP Amerika 2022.
Dua pembalap yang dibidani Carlo Pernat menjadi pemenang dalam balapan di Circuit of the Americas pada 10 April itu.
Enea Bastianini finis pertama di kelas MotoGP sedangkan Tony Arbolino menjadi yang terdepan di Moto2.
Kesuksesan dua pembalap ini menjadi bukti bahwa Pernat masih memiliki tangan dingin dalam menemukan pilot-pilot bagus di balap motor Grand Prix.
Dulu Pernat bisa dibilang sebagai penemu legenda MotoGP, Valentino Rossi.
Max Biaggi dan Loris Capirossi adalah beberapa nama pembalap MotoGP top yang juga ditemukan oleh Pernat.
Baca Juga: Tampil Memukau, Marc Marquez Akui Menahan Diri pada MotoGP Amerika 2022
Karier Pernat sebagai penemu bakat dan manajer pembalap MotoGP sempat mengalami kemunduran.
Pada tahun 2011, Marco Simoncelli meninggal dunia dalam insiden di MotoGP Malaysia.
Bakat lainnya, Andrea Iannone, malah harus menjalani skorsing 4 tahun sejak 2019 karena doping.
Kini dengan kemunculan Bastianini dan Arbolino, nama Pernat sebagai penemu bakat pembalap MotoGP jadi naik daun lagi.
Bastianini kini sedang memimpin klasemen MotoGP 2022 menyusul kemenangannya di Qatar dan Amerika.
Keberhasilan Bastianini tentu saja membuat Pernat semringah.
"Tidak ada yang bisa bilang bahwa saya tidak pernah mencapai apapun di balap motor," kata Pernat seperti dikutip Juara.net dari Speedweek.
"Saya menjadi juara dunia 125cc di Aprilia bersama empat pembalap: Gramigni, Rossi, dan dua kali dengan Sakata."
"Di 250cc, kami juara dunia tiga kali bersama Biaggi, Rossi sekali, dan Capirossi sekali."
"Sebagai tambahan, tujuh juara dunia konstruktor didapatkan dengan pembalap saja dan total 18 gelar juara dunia."
"Mungkin saya juga bilang bahwa saya menemukan Valentino Rossi dan memberinya kontrak tiga tahun di Aprilia ketika dia masih berusia 15 tahun."
Baca Juga: Jelang MotoGP Portugal 2022, Pembalap KTM Berharap Nasib Baik Datang Seperti di Mandalika
Pernat juga dikenal sebagai pengamat MotoGP yang sering memberikan komentar.
Pernyataannya tidak selalu diterima dengan baik oleh para pembalap.
Salah satu yang pernah sengit bertikai dengan Pernat adalah Jorge Lorenzo.
Dalam suatu kesempatan pada 2018, Lorenzo malah sempat melabeli Pernat sebagai seorang badut.
Pasalnya, Lorenzo disebut Pernat sudah habis setelah memutuskan meninggalkan Yamaha dan bergabung ke Ducati kemudian Honda.
"Jika seseorang memanggil saya badut, saya hanya bisa tertawa santai," kata Carlo Pernat lagi.
Pada akhirnya, prediksi Pernat untuk Lorenzo ternyata menjadi kenyataan.
Lorenzo pensiun pada akhir 2019 setelah performanya terus menurun serta diganggu banyak cedera.
Baca Juga: Menderita di 4 Balapan Pertama MotoGP 2022, Alex Marquez Ingin Bangkit di Eropa
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar