Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

KTM Tegaskan Tidak Mau Ada Winglet di Motor MotoGP, Ini Alasannya

By Febri Eka Pambudi - Senin, 23 Mei 2022 | 06:00 WIB
Bagi direktur KTM, motor RC16 tidak membutuhkan winglet karena justru menghadirkan banyak aspek negatif.
MOTOGP
Bagi direktur KTM, motor RC16 tidak membutuhkan winglet karena justru menghadirkan banyak aspek negatif.

JUARA.NET - Direktur KTM, Pit Beirer. ungkap sisi negatif penggunaan winglet pada balapan MotoGP.

Winglet pertama kali muncul di MotoGP saat diperkenalkan oleh Ducati pada tahun 2015.

Perangkat ini berfungsi untuk menciptakan downforce atau daya tekan ke bawah agar membantu motor lebih lengket dengan aspal.

Winglet meminimalkan terjadinya wheelie atau roda depan terangkat ketika motor berakselerasi tinggi.

Fungsi lainnya untuk membantu mengalirkan hambatan udara saat berada di kecepatan tinggi.

Dari awalnya dicibir, kini winglet menjadi jamak dipakai semua tim MotoGP.

Namun, kontroversi soal sayap pada badan motor ini tidak pernah terhenti.

Pada gelaran MotoGP musim ini, winglet kembali menjadi perdebatan setelah terjadi kontak antara Marc Marquez dengan pembalap KTM, Brad Binder.

Kontak tersebut membuat winglet bagian kiri motor KTM terlepas, untungnya Binder masih bisa menyelesaikan balapan.

Baca Juga: Bos KTM Takkan Duetkan Dua Pembalap Debutan Lagi di Musim MotoGP Selanjutnya

Peristiwa itu mendapatkan sorotan dari Direktur KTM, Pit Beirer, karena bisa membahayakan para pembalap.

"Fakta bahwa sayap bisa terlepas jika terjadi tabrakan dan jatuh," ungkap Bos KTM dikutip Juara.net dari Speedweek.

Beirer sejatinya sudah resah sejak winglet ini mulai diterapkan.

Meski ada dampak positif seperti yang telah dijelaskan, namun sayap motor itu juga memiliki potensi negatif.

Adanya winglet bisa membuat manuver pembalap saat melakukan overtake menjadi berbahaya.

Para pembalap semakin tidak leluasa sehingga membuat mereka mengalami kesusahan menyalip.

Wajar jika kemudian malah terjadi balapan yang membosankan.

“Itulah mengapa kita terkadang melihat balapan yang sangat membosankan seperti di Jerez," lanjut Beirer

"Para pembalap merasa sangat sulit untuk menyalip, hal yang juga dikritik oleh Marc Marquez."

"Pembalap harus mengambil banyak risiko saat menyalip."

“Membelok keluar dari slipstream dan masuk ke turbulensi karena winglet sangat berbahaya."

Baca Juga: Raja MotoGP Indonesia 2022 Angin-anginan, Bos KTM Singkap Tiga Nama Calon Pembalap Baru

"Itulah mengapa ada banyak kesepakatan di antara para pembalap bahwa winglet terkadang memicu balapan yang sangat membosankan dan manuver menyalip menjadi sangat berbahaya," imbuhnya.

Bagi Beirer, saat ini keselamatan para pengendara menjadi nomor satu.

MotoGP bukan lagi tentang memiliki motor yang menembus kecepatan tertinggi.

Oleh karena itu KTM dengan tegas mengakui jika winglet hanya memiliki banyak aspek negatif di era MotoGP modern.

"Kami di KTM tidak pernah merahasiakan fakta bahwa kami tidak membutuhkan dan tidak menginginkan winglet."

"Kita harus berhati-hati untuk tidak membuat MotoGP menjadi persaingan mengembangkan sepeda motor yang sangat cepat dan tidak lagi cocok untuk membuat manuver menyalip secara normal." 

"Jika kita membiarkan hal itu terjadi, kita semua akan bunuh diri." 

"Kita menghadapi masalah biaya, keamanan, dan kecepatan tertinggi."

"Anda juga bisa menciptakan balapan yang membosankan melalui aspek negatif ini."

"Kita pasti ingin menghindari hal itu," tandas Beirer.

Baca Juga: Finis 10 Besar dengan Satu Winglet di MotoGP Prancis 2022, Begini Cerita Brad Binder

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Dwi Widijatmiko
Sumber : Speedweek.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X