JUARA.NET - Jagoan kelas menengah UFC, Jared Cannonier, menepis anggapan yang meragukan peluangnya menang di UFC 276 pada 2 Juli mendatang di Las Vegas karena faktor usia.
Di UFC 276, Jared Cannonier bakal berada dalam pertarungan perebutan sabuk juara kelas menengah menghadapi Israel Adesanya.
Berstatus sebagai penantang, Jared Cannonier kurang diunggulkan melawan juara bertahan Israel Adesanya.
Salah satu hal yang membuatnya tidak diunggulkan adalah faktor usia.
Cannonier memiliki selisih umur 6 tahun lebih tua daripada Adesanya, yang baru berusia 32 tahun.
Faktor stamina bisa menjadi kerugian pada umurnya saat ini.
Kendati demikian, hal tersebut tidak membuat nyali Cannonier ciut.
Jagoan asal Texas itu, justru melihat usia 38 tahunnya sebagai sebuah keunggulan.
Baca Juga: Ketika Israel Adesanya Aktifkan Mental Mengerikannya dalam Salah Satu Duel Terberat
“Saya bukan petarung UFC berusia 38 tahun, saya seorang petarung sangar level 38,” kata Cannonier dikutip dari BJ Penn.
Menurut Cannonier, kematangan usia justru membuat veteran seperti dirinya unggul.
Pasalnya, di usia saat ini, Cannonier telah terlatih untuk mengontrol emosinya.
Justru jagoan berusia muda yang patut dikhawatirkan karena sering kali melakukan tindakan ceroboh.
“Orang-orang menganggap usia 20-an sebagai puncaknya."
"Tetapi, saat itulah orang melakukan hal yang paling bodoh."
"Usia muda tidak sama dengan kebijaksanaan."
"Saya merasa hebat sekarang dan saya jauh lebih pintar."
"Saya semakin tua dan semakin baik."
Cannonier merasa di usianya saat ini dia telah berpengalaman.
Petarung dengan julukan The Killa Gorila itu telah melewati banyak pertarungan termasuk menghadapi situasi sulit yang membuatnya kalah.
Dari situlah, Jared Cannonier belajar sebagai bekal pada pertarungan nanti.
Baca Juga: UFC 276 - Setelah Si Gorila Pembunuh, Israel Adesanya Siap Hadapi Jagoan yang Pernah Memukulnya KO
"Saya telah memperoleh cukup kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa saya berada di posisi ini dan saya memiliki pekerjaan yang harus dilakukan," imbuhnya.
"Saya telah mengalami kemunduran, luka-luka, dan kekalahan."
"Saya di sini untuk menembak bintang, mencoba untuk memenangi laga ini."
"Jika saya gagal, ini adalah pelajaran untuk diterima, bukan alasan untuk berhenti."
Sementara itu, terkait bentrokan dengan Adesanya nanti, Cannonier telah memiliki rencana.
Secara detail tidak dijelaskan namun yang jelas dia bakal berusaha mengakhiri permainan dengan cepat.
"Saya datang untuk memberikan duel yang panas untuk dia, membuat pukulannya meleset, menetralisir rencana permainannya, dan menggunakan rencana saya."
"Kita lihat saja apa yang bisa dilakukan Israel terhadap diri saya."
"Target saya adalah meraih kemenangan secepat mungkin,” pungkasnya.
Kendati demikian, tetap saja Adesanya yang delapan tahun lebih muda memiliki pengalaman bertarung sedikit lebih banyak dari Cannonier.
Terbukti dalam rekor pertarungan, Cannonier baru melakukan 20 laga dengan catatan 15-5.
Sementara Adesanya telah melakukan 23 pertarungan dengan rekor 22-1.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | bjpenn.com |
Komentar