JUARA.NET - Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, bicara soal cara kerja Ducati selama tes MotoGP di Sirkuit Misano.
Francesco Bagnaia berhasil menyegel posisi kedua pada sesi ketiga gelaran tes MotoGP di Sirkuit Misano, Rabu (7/9/2022).
Bagnaia berhasil mencetak waktu 1 menit 31,172 detik.
Bagnaia kalah dengan selisih tipis 0,056 detik dari P1 yang ditempati Fabio Quartararo.
Hasil ini cukup bagus mengingat motor Desmosedici sedang menjajal sasis baru.
Dalam tes di Misano, Ducati berupaya membuat motor Desmosedici menjadi lebih gesit.
Pabrikan Italia itu diam-diam mencontek senjata rahasia Yamaha.
Yamaha dengan M1 memang sangat andal ketika berada di tikungan.
Baca Juga: Ini Alasan Enea Bastianini Gagal Rebut Kemenangan dari Francesco Bagnaia di MotoGP San Marino 2022
Kekuatan ini coba ditiru oleh Ducati untuk menyempurnakan motor Desmosedici.
Yamaha melakukan sebaliknya karena mereka masih mengincar top speed, hal yang justru menjadi kekuatan utama Desmosedici selama ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bagnaia setelah lakoni tes di Misano.
"Kami bekerja di arah yang berlawanan dari Yamaha," tegas Francesco Bagnaia dikutip Juara.net dari Speedweek.
"Kami mencoba menemukan kecepatan di tikungan dan mendapatkan motor yang lebih bisa menutup jalur saat keluar dari tikungan."
"Saya pikir kami melakukan pekerjaan dengan baik. Kami menjadi lebih baik."
"Dibandingkan tahun lalu, kami kehilangan sedikit kecepatan murni untuk mendapatkan lebih banyak kecepatan menikung."
"Kami sedang mengerjakannya dan kami bergerak ke arah itu."
Ducati termasuk Bagnaia sendiri sadar bahwa top speed bukanlah segalanya.
Soal menikung, Desmosedici memang masih kalah dibandingkan M1.
Jika Ducati terus menambah top speed maka motor mereka akan semakin susah dijinakkan terutama saat berada di tikungan.
"Kecepatan tertinggi pastinya penting, tetapi bukan yang utama," ucap Bagnaia lagi.
"Kami melakukan semua pekerjaan untuk mendapatkan motor yang lebih gesit dan lebih stabil."
"Yamaha jauh lebih baik dalam hal itu dibandingkan dengan kami."
"Mereka, di sisi lain, bekerja ke arah berbeda untuk menemukan lebih banyak kecepatan."
"Namun, dengan top speed yang lebih tinggi, Anda mungkin kehilangan stabilitas dan pengendalian motor."
"Saya pikir kami hanya memiliki dua cara berpikir yang berbeda saat ini."
Jika Ducati berhasil menyempurnakan proyek ini di Desmosedici, maka hal itu akan membantu Francesco Bagnaia dalam upayanya menjadi juara dunia MotoGP 2022.
Saat ini Francesco Bagnaia dan Fabio Quartararo sedang bersaing ketat di klasemen.
Dua pembalap ini hanya dipisahkan 30 poin dengan tersisa 6 seri balapan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar