JUARA.NET - Pembalap Repsol Honda, Pol Espargaro bicara soal performa motor RC213V di MotoGP Jepang 2022, Minggu (25/9/2022) di Sirkuit Motegi.
Pol Espargaro hanya panaskan papan tengah di MotoGP Jepang 2022.
Padahal, adik Aleix Espargaro itu sempat mencoba merangsek naik di posisi 10 besar.
Usahanya gagal karena kalah bersaing dengan Fabio Quartararo yang berada di depannya.
Pol Espargaro semakin tercecer dan finis di posisi 12 karena disalip oleh duo Ducati, Enea Bastianini serta Francesco Bagnaia.
Hasil ini tentu tidak memuaskan jika dibandingkan rekan satu timnya, yakni Marc Marquez.
Namun, Espargaro mengaku sudah berjuang keras, terutama kala berusaha menyalip Quartararo.
Di awal balapan, Espargaro merasa sudah cepat meski akhirnya mengalami kesulitan mendapatkan kecepatan yang diinginkan dengan RC213V miliknya.
Baca Juga: Jerih Payah Pol Espargaro Tak Sia-sia, Ada Titik Terang di Honda
“Pada lap pertama, saya berada di belakang Fabio Quartararo dan merasa bahwa saya bisa melaju lebih cepat," ungkap Pol Espargaro dikutip dari Speedweek.
"Tetapi, masalah saya adalah saya tidak bisa menyalip."
"Saya susah payah untuk membangun kecepatan yang diperlukan."
Selama enam hingga tujuh lap, pembalap 31 tahun itu berusaha menyalip Quartararo.
Namun, usahanya tidak membuahkan hasil.
Pol Espargaro justru semakin menderita karena ban belakang alami masalah hingga membuatnya disalip oleh beberapa pembalap.
Bagi Espargaro, situasi ini menunjukkan jika performa RC213V belum alami perkembangan yang signifikan.
Masalah ban bukan yang digarisbawahi, namun yang paling disorot adalah kecepatan.
Menurutnya motor RC213V masih terlalu lambat untuk membawa beban bobot tubuhnya dibandingkan pabrikan lain.
Baca Juga: Hasil Tes MotoGP Misano - Marc Marquez Tidak Kehilangan Kecepatannya
Hal itu menjadi faktor utama penyebab dirinya melempem di MotoGP Jepang 2022.
“Kami tidak memiliki kecepatan untuk menyalip," imbuhnya.
"Tinggi saya 1,70 meter dan berat 62 kilogram."
"Tetapi, bahkan itu tidak cukup untuk menyalip."
"Kami terlalu lambat. Saya harus mempertaruhkan segalanya untuk menyalip."
"Jika saya tidak menghadapi Fabio di depan saya pada awalnya, saya akan mengambil lebih banyak risiko."
Pol Espargaro pun semakin tenggelam dalam performa buruk.
Setelah sempat finis di podium ketiga di seri pertama, Espargaro kini lebih dikenal sebagai spesialis pembalap yang finis di luar 10 besar.
Dari 10 lomba yang berhasil diselesaikan setelah seri Qatar, 9 kali Espargaro tidak bisa masuk 10 besar.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar