Menurut Alex Criville, jika mampu mengelola keunggulan poin yang dimilikinya sekarang, El Diablo bisa meraih hasil maksimal.
Tetapi, misi ini tidak akan mudah dengan motor M1 milik Quartararo yang performanya berada di bawah Desmosedici-nya Bagnaia.
Performa Desmosedici pada tahun ini memang begitu luar biasa.
Pasalnya, motor tersebut mampu membawa enam dari delapan pembalap Ducati meraih podium.
Soal top speed, Desmosedici adalah rajanya, yang mana hal itu justru menjadi titik lemah Yamaha.
Oleh karena itu, Fabio Quartararo harus berjuang keras memaksimalkan potensi M1 miliknya untuk bertarung habis-habisan dengan para penunggang Ducati.
"Fabio Quartararo tahu bahwa Ducati adalah yang tercepat, motor itu bisa berakselerasi paling bagus," ungkap Criville dikutip dari Motosan.es.
Baca Juga: Francesco Bagnaia Tidak Berteman Baik dengan Fabio Quartararo dan Aleix Espargaro
"Quartararo juga tahu Pecco Bagnaia berada dalam momen yang ideal."
"Meskipun di Motegi tidak meraih poin, Fabio Quartararo tahu bahwa Pecco Bagnaia akan mencoba di empat balapan yang tersisa karena dia tertinggal 18 poin."
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar