JUARA.NET - Bos Yamaha, Lin Jarvis kembali mengenang masa kejayaan Valentino Rossi di tengah kondisi mereka yang kurang menguntungkan.
Yamaha gagal berjaya di MotoGP musim 2022 lalu.
Pembalap andalan mereka, Fabio Quartararo gagal mempertahankan gelar juara dunianya.
Mereka harus rela melihat pembalap Ducati, Francesco Bagnaia berakhir di puncak klasemen.
Tak cuma gagal membawa pembalapnya mempertahankan juara dunia, Yamaha juga berakhir di posisi kedua dalam ranking perancang mesin di kompetisi MotoGP 2022.
Mereka kalah dari Ducati yang unggul jauh di peringkat pertama.
Gagal mempertahankan kejayaannya pada musim lalu rupanya membuat Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis kembali mengenang masa kejayaan Valentino Rossi.
Baca Juga: Ternyata Begini Perasaan Marc Marquez Saat Dituding Rossi Bermain Kotor 8 Tahun Silam
Ia menuturkan jika Yamaha juga mengalami kondisi naik turun selama ini.
"Terkadang Anda memikirkannya. Seiring bertambahnya usia, Anda melihat ke belakang, terutama sekarang setelah Valentino mengundurkan diri, dan Anda berpikir, 'Ah, saya ingat saat-saat bersama Valentino.'
"Dan kemudian kamu kembali ke waktu itu. Misalnya, saya ingat pakaian tim kami berwarna abu-abu. Itu adalah momen yang menyenangkan ketika dia naik motor kami untuk pertama kalinya, itu adalah saat-saat yang menyenangkan. Itu mengubah segalanya.
“Faktanya, kami memiliki banyak titik tertinggi dan terendah yang dalam sejak saat itu, dan inilah kami, masih dalam permainan. Kami cukup optimis. Saat ini Anda bisa merasakan optimisme. Semua orang lapar untuk memulai lagi," terang Jarvis.
Jarvis kemudian membandingkan jika tim Yamaha saat ini berbeda dari generasi yang lalu.
Baca Juga: Saking Padatnya Jadwal MotoGP 2023 Terbaru, Alex Rins Sebut Istrinya Bisa Lakukan Hal Ini
Saat itu, kedatangan Valentino Rossi benar-benar mengubah segalanya dan membuat tim menjadi lebih baik.
"Ini sangat berbeda dari tahun 2004 karena kami tidak memenangkan satu balapan pun di tahun 2003, dan kemudian Valentino datang. Jadi kami benar-benar memulai dari awal, semuanya tentang semuanya."
"Untuk mewujudkannya, kami mendatangkan pebalap terbaik di dunia," tutur Jarvis.
Meski begitu, ia tak berbicara negatid tentang pembalap mereka saat ini.
Ia secara realistis menyadari jika ada banyak faktor yang membuat mereka tak berhasil menggapai prestasi yang lebih baik tahun lalu/
"Sekarang sedikit berbeda. Saya akan mengatakan sikap dan motivasi positif berasal dari fakta bahwa kami melihat reaksi. Alasan posisi kami tahun lalu adalah karena beberapa hal tidak berjalan dengan baik."
"Kami tidak cukup fokus. Saya pikir tahun lalu kami memahami bahwa kami harus mengubah cara kami bekerja. Perubahan dalam hal kecepatan dan tingkat stroke dalam pengembangan. Kami tergelincir kembali, kami terlalu lambat."
Jarvis menjelaskan jika berada di tempat kedua bukanlah sesuatu yang mengejutkan baginya.
"Kami berakhir di posisi kedua dan itu bukan pukulan besar bagi saya."
"Kita harus menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif. "
"Anda tidak bisa menang setiap tahun," tambahnya.
Secara realistis, timnya tentu tidak bisa selalu menang di setiap tahunnya.
Dia pun tidak melihat hal ini secara negatif dan berharap jika tahun ini semua akan berjalan dengan lebih baik.
"Kami sekarang memiliki lima pabrikan di MotoGP, naik dari enam tahun lalu, dan itu berarti lima tidak bisa sukses karena hanya satu yang menang."
"Dan Anda harus menerima itu, itu bagian dari hidup. Anda tidak bisa selalu menang."
"Jadi saya tidak melihat tempat kedua sebagai hasil negatif, tapi itu adalah musim yang sulit, sulit."
"Itu, seperti kata pepatah, pil pahit."
"Fakta bahwa tahun lalu kami tidak memiliki apa yang kami butuhkan dan tidak dapat memberikan apa yang dibutuhkan pembalap. Semoga tahun ini lebih baik," pungkasnya.
Di tahun lalu, pembalap, mereka, Quartararo telah mengeluhkan tentang kekuarangan motor yang ditungganginya.
Tapi, tahun ini mereka dikabarkan telah melakukan uji coba sebagai upaya untuk memberikan Quartararo mesin yang sesuai kebutuhannya dan membawa kembali gelar juara ke tim asal Jepang tersebut.
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar