JUARA.NET - Sebuah peristiwa bersejarah di cabang olahraga senam terjadi pada hari ini 47 tahun yang lalu saat seorang atlet membuat mesin menyerah.
Orang yang membuat sejarah itu adalah pesenam asal Rumania, Nadia Comaneci.
Pada 18 Juli 1976 di Olimpiade Montreal, Comaneci menjadi orang pertama yang mendapatkan nilai 10 alias sempurna di cabang olahraga senam.
Comaneci, yang ketika itu masih berusia 14 tahun, melakukannya di nomor palang bertingkat.
Cerita di balik keberhasilan Nadia Comaneci meraih angka sempurna sangat lucu.
Sebelum Olimpiade 1976 dimulai, Komite Olimpiade Internasional mendapatkan pertanyaan dari Omega.
Omega adalah partner resmi Olimpiade 1976 untuk pencatatan waktu dan angka.
Omega menanyakan berapa digit angka yang diperlukan untuk papan skor elektrionik di cabang senam.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Ada Perempuan Mampu Lari 100 Meter di Bawah 10,5 Detik
Panitia menjawab tiga digit saja sudah cukup.
Tiga digit itu akan memberikan poin maksimal yang mungkin mencapai 9,99.
Komite Olimpiade Internasional merasa sangat yakin bahwa poin sempurna 10,00 tidak akan mungkin terjadi.
Aksi Nadia Comaneci membuat mesin Omega menyerah dan mengalami sedikit kekacauan.
Juri memberikan angka sempurna alias 10 buat penampilan Comaneci di palang bertingkat.
Tetapi, karena papan skor hanya bisa memuat tiga digit angka, penampilan nilai yang diperoleh Comaneci menjadi 1,00 bukannya 10,00.
Kebingungan pun terjadi dengan pihak Comaneci sendiri tidak paham apa maksud angka 1,00 itu.
Akhirnya, ada pengumuman bahwa sang atlet mendapatkan skor sempurna 10.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Noda Terbesar Rekor Sempurna Khabib Nurmagomedov
Nadia Comaneci kemudian lanjut mendapatkan 6 skor sempurna lagi di Olimpiade 1976.
"Saya ketika itu terlalu muda untuk memahaminya," kata Comaneci kepada CBC pada 2017 saat mengenang kesuksesannya di Montreal.
"Saya tidak datang ke Olimpiade untuk membuat sejarah karena saya bahkan tidak tahu apa itu."
"Saya tidak tahu belum ada orang yang pernah mendapatkan nilai 10 sebelum saya."
"Waktu itu saya hanya ingin memberikan yang terbaik untuk tim di arena yang besar ini."
"Sekarang saya masih merasakan bahwa itu adalah pencapaian yang luar biasa."
"Saya merasa terhormat karena melihat setelah puluhan tahun, orang masih mengingat apa yang terjadi di Montreal."
"Mereka ingat angka 10, yang ditampilkan menjadi 1,00 karena papan skornya tidak siap untuk menunjukkan 10," ucapnya lagi.
"Kita hidup di dunia di mana kita dengan mudah bisa melupakan apa yang terjadi satu atau dua tahun lalu."
"Saya jadi lebih menghargai apa yang terjadi di Montreal," pungkas Comaneci.CBC
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | CBC |
Komentar