JUARA.NET - Tak terkalahkan dalam 24 laga dan baru saja mempertahankan gelar juara dunia, Tim Tszyu ternyata dianggap sebagai petinju yang biasa-biasa saja oleh eks pelatih Mike Tyson.
Teddy Atlas, pelatih tinju yang pernah ikut menangani Mike Tyson, mengomentari performa terbaru Tim Tszyu.
Anak legenda tinju, Kostya Tszyu, itu mengalahkan Brian Mendoza dengan angka mutlak pada Minggu (15/10/2023) di Australia.
Kemenangan itu membuat Tszyu mempertahankan sabuk juara WBO di kelas menengah junior.
Tszyu tampil dominan dalam pertarungan tersebut.
Dikutip dari CompuBox, Tszyu mendaratkan 120 pukulan dengan akurasi 29,6% sementara Mendoza hanya 93 (21,5%).
Di ronde 10, Tim Tszyu sudah hampir menjatuhkan Brian Mendoza tetapi sang lawan diselamatkan oleh bel.
Kemenangan terbaru ini membuat petinju yang pernah mengalahkan 2 atlet Indonesia pada 2018, Larry Siwu dan Stevie Ongen Ferdinandus, menjaga rekor selalu menang.
Baca Juga: Hasil Tinju Dunia - Anak Legenda Penakluk 2 Petinju Indonesia Pertahankan Gelar
Tszyu sekarang memiliki rekor 24-0 dengan 17 kemenangan diraih lewat hasil KO.
Kendati demikian, Tim Tszyu ternyata tidak dianggap sebagai petinju yang spesial oleh Teddy Atlas.
Eks pelatih Mike Tyson ini memuji Tszyu sebagai petinju yang tenang dan tangguh.
Tetapi menurut Atlas, Tszyu terkadang membuat pertarungannya sendiri berjalan membosankan.
"Tszyu terlihat bagus. Santai, melihat segalanya, dan mencari pukulan yang tepat," kata Atlas seperti dikutip dari Championat.
"Saya suka ketenangannya tetapi terkadang dia menunggu terlalu lama dan Anda menjadi bosan."
"Tszyu harus disukai karena ketenangan dan ketangguhannya."
"Namun, tidak ada yang istimewa darinya," lanjut Atlas.
Baca Juga: Begini Cara Anak Legenda Penakluk 2 Petinju Indonesia Kalahkan Canelo Alvarez
Tim Tszyu sendiri memilih merunduk saat orang mulai mencoba menyetarakannya dengan sang ayah.
Kostya Tszyu memegang berbagai sabuk juara kelas welter ringan dan dia pernah menjadi juara dunia sejati pada selang 2001-2005.
"Saya belum menganggap diri hebat," kata petinju bernama asli Timofey Konstantinovich Tszyu itu.
"Ini tidak menghormati petinju yang telah menjadi 'abadi'. Saya realistis."
"Bahkan jika saya memenangkan sabuk itu, saya masih belum bisa menyamai apa yang ayah saya lakukan."
"Ayah menjadi juara dunia tiga kali dalam 10 tahun."
"Belum ada seorang pun yang mencapai ketinggian seperti itu."
"Ayah dan Jeff Fenech adalah petinju terhebat. Bagi saya mereka adalah 'yang abadi'."
"Saya sedang menuju ke sana tetapi saya harus banyak belajar," pungkasnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Championat |
Komentar