JUARA.NET- Angka penjualan pay-per-view pertarungan tinju antara Francis Ngannou kontra Tyson ternyata sangat letoi karena begitu rendah.
Ngannou kalah angka split decision dari Fury pada 28 Oktober lalu di Riyadh, Arab Saudi.
Akan tetapi, sang mantan juara kelas berat UFC sempat merobohkan The Gypsy King.
Seorang petinju debutan menjatuhkan juara dunia adalah cerita yang sensasional.
Jagat olahraga tarung pun memberikan banyak pujian kepada Ngannou menyusul aksinya tersebut.
Namun, performa The Predator ternyata tidak cukup oke dilihat dari sisi bisnis.
Jurnalis spesialis olahraga tarung dan gulat profesional, Dave Meltzer, mengungkapkan bahwa angka penjualan pay-per-view duel Francis Ngannou vs Tyson Fury sangat rendah.
"Angkanya jelek sekali," kata Meltzer seperti dikutip dari Bloody Elbow.
"Bahkan jauh di bawah sebuah ajang AEW, mungkin hanya 10.000 untuk pemesanan televisi."
Baca Juga: Sukses Robohkan Tyson Fury, Francis Ngannou Sebut Laga Idaman Berikutnya
"Angkanya sama sekali tidak mendekati penjualan PPV pertarungan Canelo atau Nate Diaz vs Jake Paul," lanjutnya.
Pada tahun ini, AEW alias ajang gulat profesional All Elite Wrestling mendapatkan penjualan PPV antara 100-150 ribu.
Duel tinju antara Canelo Alvarez vs Jermell Charlo berkisar di angka 650-700 ribu.
Sementara itu, pertarungan Diaz vs Paul menghasilkan 450 ribu penjualan PPV.
Performa laga Ngannou vs Fury makin cupu lagi kalau dibandingkan dengan pertarungan Conor McGregor vs Floyd Mayweather Jr pada 2017.
Seperti Ngannou, McGregor saat itu juga melakukan debutnya di atas ring tinju profesional.
Melawan juara dunia tak terkalahkan, The Notorious kalah TKO pada ronde 10.
Angka penjualan PPV duel tersebut mencapai 4,3 juta di Amerika Serikat dan sekitar 1 juta di Inggris dengan total mencapai 5,3 juta.
Dengan perbandingan tersebut, Francis Ngannou harus bertarung ratusan kali untuk bisa mencapai angka penjualan PPV dari satu pertarungan Conor McGregor.
Baca Juga: Hasil Tinju Dunia - Robohkan Tyson Fury, Francis Ngannou Hanya Kalah Tipis
Akan tetapi, ada beberapa alasan yang membuat angka penjualan pertarungan Ngannou menjadi letoi.
Pertarungan digelar di Arab Saudi dengan waktu yang tidak normal untuk penggemar olahraga tarung di Amerika Serikat.
Konsentrasi penjualan PPV juga terpusat di Inggris karena faktor Tyson Fury.
Alhasil, penggemar di Amerika Serikat secara praktis cuma bisa menonton via streaming.
Hal itu menjelaskan mengapa penjualan siaran televisi jadi tidak besar.
Pantas dihitung juga bahwa duel Ngannou-Fury sepenuhnya sudah dibiayai oleh investasi dari Arab Saudi.
Dengan begitu, pihak promotor bisa jadi tidak terlalu mendorong penjualan PPV karena mereka sudah dipastikan tidak bakal merugi.
Kendati demikian, angka penjualan PPV yang sangat letoi bisa berpengaruh pada masa depan Francis Ngannou di tinju profesional.
Jika tidak ada pendanaan seperti dari Arab Saudi, boleh jadi promotor akan berpikir dua kali untuk memanggungkan Ngannou lagi.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | bloodyelbow.com |
Komentar