"Di masa lalu, saya bisa melakukan penyelamatan (dari) kejatuhan itu, bahkan tahun lalu."
"Tapi tahun ini, terutama sejak kami memasang aerodinamika baru, saya tidak bisa (melakukannya)," jelas Marquez .
Marquez mengakui aerodinamika yang baru memang membuat performa motor lebih baik tapi di sisi lain, tunggangannya itu jadi sulit diprediksi.
"Ya, (performanya) sedikit lebih baik, sepertinya kami sedikit lebih cepat (dengan aero yang lebih besar), tapi motornya sedikit lebih sulit diprediksi kapan Anda jatuh atau tidak," terangnya.
Terlepas dari apapun penyebab aslinya, hal serupa terjadi pada rekan setim Marquez, Joan Mir.
Mir juga memiliki jumlah jatuh kedua terbanyak di angka 24 setelah Marc Marquez.
Marquez menjelaskan jika dia dan Joan Mir memang memiliki mentalitas serupa dimana mereka berusaha memaksakan motornya sampai maksimal.
Kakak Alex Marquez itu sadar bahwa memaksakan motor sampai maksimal memang bisa memperbesar risiko insiden crash.
Ia paham bahwa main aman akan meminimalisir kecelakaan yang dialaminya, tapi itu bukanlah cara membalapnya.
"Saya dan Joan (terjatuh) lebih sering daripada biasanya, terutama ketika kami mencoba memaksakan motor," ujar Marquez.
"Jika Anda tidak memaksakan (motor), tidak masalah, tapi saya rasa Joan memiliki mentalitas yang sama dengan saya."
"Ia adalah seorang juara dunia, selalu menekan di lintasan dan selalu memberikan seratus persen," tambahnya.
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar