Indonesia mengikuti 12 cabor, yakni panahan, atletik, bulu tangkis, balap sepeda, senam, judo, dayung, menembak, panjat tebing, selancar, renang, dan angkat berat.
Dari seluruh cabor itu, Komite Olahraga Indonesia menyebut bulu tangkis paling berpotensi karena memiliki sejarah panjang dalam membawa pulang emas ke Tanah Air.
Bulu tangkis Indonesia hampir selalu mempersembahkan mas.
Sejak pertama kali berpartisipasi dengan status cabor eksebisi, bulu tangkis Indonesia sudah menyumbangkan sembilan emas.
Adalah Rudy Hartono yang mempersembahkan emas pertama itu dari nomor tunggal putra dalam eksebisi di Olimpiade Munich 1972.
Bulu tangkis Indonesia kembali mengirimkannya atletnya ke Olimpiade Seoul 1988 yang masih berstatus eksebisi.
Sayang, Icuk Sugiarto harus puas dengan medali perak seusai dikalahkan Yang Yang dari China.
Ketika bulu tangkis akhirnya dinyatakan sebagai cabor resmi mulai Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia langsung berhasil mengejutkan dunia dengan mengawinkan dua emas dari Alan Budikusuma (tunggal putra) dan Susi Susanti (tunggal putri).
Sejak itu, dalam empat Olimpiade berikutnya, bulu tangkis Indonesia secara konsisten meraih emas, mulai Ricky Subagja/Rexy Mainaky (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), Taufik Hidayat (2004), hingga Markis Kido/Hendra Setiawan (2008).
Pada Olimpiade London 2012, bulu tangkis Indonesia gagal membawa pulang emas, karena semua nomor di cabor itu disapu bersih China.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Juara.net, Olympics.com |
Komentar