Konsistensinya itu hanya bisa disela oleh China saat menjadi tuan rumah di Olimpiade Beijing 2008.
Kala itu, China finis di urutan pertama dengan 48 emas, AS urutan kedua dengan 36 emas.
Maklumlah, setiap tuan rumah selalu diberikan hak istimewa oleh Komite Olimpiade Internasional dalam berbagai hal, sehingga memiliki kans besar meraih emas sebanyak mungkin.
Pada Olimpiade terakhir di Tokyo 2020, kedua negara itu berselisih tipis dalam koleksi emas, AS 39 dan China 38.
Sementara itu, Asia Tenggara masih menanti wakilnya mendapatkan medali pertama Olimpiade Paris 2024.
Malaysia berpotensi besar mendahului Indonesia dalam perburuan medali perdana itu.
Paling tidak, melalui cabang olahraga yang sama-sama menjadi andalan keduanya, yakni bulu tangkis, Malaysia kini unggul.
Ada tiga wakil Malaysia yang masih berpeluang meraih medali, yaitu dari nomor ganda putri, ganda putra, dan tunggal putri.
Ganda putri Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, akan menantang pasangan nomor 1 dunia dari China, Chen Qingchen/Jia Yifan, di semifinal.
Perebutan medali, baik emas, perak, maupun perunggu ganda putri, akan digelar tanggal 3 Agustus.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Olympics.com, NST.com.my |
Komentar