"Sistem estafet tidak secara akurat mengukur tingkat keterampilan seorang pemain atau pasangan bulutangkis," kata Rashid kepada Timesport.
Rashid menuturkan bahwa menurutnya, sistem poin baru ini tidak membantu perkembangan bulu tangkis.
Ia berharap agar sistem poin ini tidak dipermanenkan oleh BWG.
"BWF mungkin memiliki alasan tersendiri, namun kita semua dapat melihat bahwa sistem estafet tidak akan membantu perkembangan bulutangkis."
"Saya harap ini hanya percobaan satu kali di Nanchang dan tidak akan pernah digunakan di ajang beregu di masa depan."
Menurutnya, jika diterapkan, sistem poin seperti ini akan mematikan sisi menarik kompetisi bulu tangkis.
Eks rival Hariyanto Arbi di Olimpiade Atlanta 1996 kemudian menjelaskan bahwa sistem 21 poin lebih mencerminkan tuntutan fisik dan mental dari olahraga ini.
"Bulutangkis adalah olahraga raket yang paling sulit, menguji keterampilan, kekuatan, dan daya tahan pemain."
"Namun di Nanchang, sistem estafet menghilangkan keseruannya."
"Dalam format 21 poin, para pemain baru mulai menemukan ritme permainan setelah 11 poin."
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Sumber | : | New Strait Times |
Komentar