Namun, mereka tidak bisa mendapatkan pertolongan medis di tengah bermainan.
Dengan menahan sakit, duo Malaysia itu pun tetap bermain dan akhirnya berhasil meraih kemenangan.
Karena itu, duo Malaysia itu merasa bahwa aturan ini sebenarnya bukan ide yang bagus.
Shevon selaku pasangan Goh juga merasa bahwa aturan ini harusnya dikaji ulang oleh BWF.
Ia paham bahwa aturan ini bisa dimanfaatkan oleh beberapa atlet untuk mencuri waktu nafas saat permainan berlangsung.
Tapi, bagi mereka yang benar-benar cedera dan sungguh membutuhkan perawatan medis di tengah permainan, aturan ini tentu akan menyakitkan mereka.
"Saya telah melihat banyak pemain yang cedera dan tidak bisa mendapatkan perawatan segera. Itu bukan ide yang bagus," kata Shevon.
"Mungkin BWF yakin beberapa pemain memanfaatkan aturan waktu istirahat medis sebelumnya untuk menunda pertandingan."
"Namun, menolak memberikan pertolongan kepada mereka yang benar-benar cedera adalah hal yang memilukan."
"Kami berharap BWF dan Komisi Atlet mempertimbangkan kembali keputusan ini."
"Mengatakan 'Tidak' pada permintaan medis merupakan hal yang sulit bagi para pemain yang telah memberikan segalanya di lapangan," terangnya.
Goh Soon Huat bukan satu-satunya atlet Malaysia yang merasakan dampak dari aturan tersebut.
Tunggal putra Malaysia Lee Zii Jia hingga wakil Indonesia Fajar Alfian juga pernah merasakan dampak dari tidak enaknya aturan tersebut saat tampil di BWF World Tour Finals 2024.
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Sumber | : | New Strait Times |
Komentar