Mantan pemain Timnas Belanda itu melanjutkan, "Sangat disayangkan karena ini adalah grup yang sangat kompetitif, dengan kualitas tertinggi, yang, bagaimanapun, kesulitan untuk mengekspresikan diri sebagai tim."
"Secara individual, para pemain benar-benar sangat kuat. Tetapi jika Anda kurang determinasi, itu seperti bermain dengan nilai 6 dari 10. Saya tidak mengatakan bahwa Anda harus selalu menjadi 10, tetapi setidaknya 8."
"Jika Anda tidak mengekspresikan diri secara maksimal, Anda membuat hidup lebih mudah bagi lawan, seperti yang terjadi di Rotterdam," tegasnya.

Finalis Piala Dunia 2010 itu kemudian menjelaskan mengapa AC Milan masih menjadi favorit untuk lolos ke babak 16 besar Liga Champions 2024-2025, meskipun tertinggal satu gol.
Dia percaya bahwa bermain di kandang pada leg kedua selalu menjadi keuntungan, dan bahwa suasana di San Siro selalu memberikan dorongan tambahan juga.
"Suasana di Giuseppe Meazza luar biasa, itu bisa membuat perbedaan. Saya ingat dengan jelas, Curva bernyanyi sepanjang pertandingan."
"Bermain leg kedua di kandang selalu menjadi keuntungan, apalagi dalam kasus ini. Milan harus memanfaatkan kesempatan ini: melaju ke Liga Champions adalah suatu keharusan," tandas Mark van Bommel.
Baca Juga: Jay Idzes Jadi Motivator Usai Venezia Alami 3 Kekalahan Beruntun di Liga Italia
AC Milan menghadapi Feyenoord dengan semangat menyala setelah baru saja menang 1-0 atas Hellas Verona di San Siro dalam Liga Italia akhir pekan lalu.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Football-italia.net, Transfermarkt.com |
Komentar