"Saya mengambil pinjaman dengan perahu untuk Pedro."
"Dan itu berjalan dengan baik, karena jika tidak berjalan dengan baik, kami harus terus membayar pinjaman tanpa mendapatkan apa-apa. Namun pada akhirnya, saya akan melakukannya lagi."
"Karena saya tidak ingin menyesali apa pun."
" Saya baik-baik saja, saya sangat berkecukupan, jadi saya memutuskan untuk mencobanya."
"Dengan persetujuan keluarga, ayah saya dan yang lainnya. Karena kapal ini adalah milik kami, milik saya dan ayah saya," ungkapnya.
Ia paham bahwa ada risiko besar atas tindakannya tersebut, tapi keputusan itu berakhir menjadi hal yang tepat untuk dilakukan.
Mengingat, Pedro Acosta saat ini menjadi pembalap yang berhasil menembus kelas MotoGP bahkan berpotensi juara.
"Risiko yang besar, kami mempertaruhkan uang keluarga, karena seluruh keluarga bergantung pada perahu ini."
"Apa kamu mengerti? Kami telah menjadi nelayan sepanjang hidup kami, kami hidup dan memiliki apa yang kami miliki berkat laut dan pekerjaan kami di atas kapal."
"Istri saya adalah anak tunggal, saya juga, saya tidak punya saudara laki-laki, saya tidak punya siapa-siapa dan itu benar-benar milik kami."
"Namun ketika Pedro mengikuti kejuaraan Spanyol, ayah saya berkata kepada saya 'Anak itu memenangkan semua balapan, kita tidak boleh mengecewakan Pedro'. Saya takut sesuatu akan terjadi."
"Jika kami merusak sesuatu, kami harus punya uang untuk membayarnya."
"Namun, ia memberikan saya kebebasan untuk melakukan apa yang harus saya lakukan."
"Ia berkata kepada saya 'Anak itu harus tetap membalap'. Dan itulah yang kami lakukan. Sisanya adalah sejarah," kenangnya.
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar