JUARA.NET - Pada sejarah hari ini 4 tahun yang lalu, Canelo Alvarez dengan mudah membuat lawannya menyerah kendati dia sempat terkena COVID-19 dan hanya sempat berlatih selama 1 bulan.
Alvarez adalah salah satu petinju paling top masa kini.
Pernah menjadi juara dunia sejati kelas menengah super dengan memegang sabuk WBA-WBC-IBF-WBO pada selang 2021-2024.
Buat sebagian besar lawannya, petinju Meksiko ini terlalu kuat.
Salah satu laga paling dominan bagi sosok bernama asli Santos Saul Alvarez Barragan ini sejak dia menjadi juara dunia didapatkan pada sejarah hari ini, 27 Februari 2021.
Saat itu Alvarez diadu dengan penantang ranking 1 di kelas menengah super WBC, Avni Yildirim, di Miami.
Mempertahankan sabuk juara WBA (Super), WBC, dan The Ring yang dipegangnya, petinju kelahiran 18 Juli 1990 itu masuk ke pertarungan dengan rekor 54 kali menang, 1 kali kalah, dan 2 kali imbang.
Sementara itu, Yildirim mengusung catatan 21-2.
Pastinya Canelo Alvarez menjadi pihak yang lebih diunggulkan.
Namun, dalam persiapannya, dia menghadapi banyak masalah.
Pertarungan melawan Yildirim digelar hanya sekitar 2 bulan setelah laga terakhir Alvarez melawan Callum Smith pada 19 Desember 2020.
Akan tetapi, waktu persiapan Alvarez terpangkas banyak karena dia terpapar COVID-19.
"Saya terjangkit COVID," kata Alvarez seperti dikutip dari DAZN.
"Awalnya saya tidak bisa mencium bau dan merasa. Saya dites dan hasilnya positif."
"Saya harus menjalani isolasi selama 15 hari karena istri saya juga terkena."
"Saya tidak bilang siapa-siapa karena saya tidak merasakan apa-apa."
"Tidak ada gejala lain kecuali saya tidak bisa mencium baru dan merasakan makanan."
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Pertama Kalinya Mike Tyson Versi Monster Dibuat Sempoyongan
Alhasil, Alvarez praktis hanya berlatih selama sebulan untuk melawan Yildirim.
Akan tetapi, dalam kondisi itu, Alvarez tetap masih terlalu kuat bagi lawannya.
Yildirim sendiri kebetulan tampaknya tidak berada dalam kondisi terbaik.
Petinju asal Turki itu sudah absen selama hampir 2 tahun dengan penampilan terakhirnya dilakukan pada 23 Februari 2019.
Pertarungan pun berlangsung cepat dan berakhir pada ronde 3.
Melihat Yildirim menerima terlalu banyak pukulan Alvarez dan dibuat roboh di ronde 3, sudutnya melempar handuk di akhir babak.
Statistik pukulan menjelaskan jomplangnya kualitas Alvarez dan Yildirim.
Sang juara bertahan memasukkan 67 pukulan dengan akurasi 40%.
Sementara itu sang penantang secara tragis hanya berhasil mendaratkan 11 pukulan dengan akurasi 11%.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | DAZN.com, BoxRec.com |
Komentar