Meski begitu, mereka tidak akan menyerah mengingat masih banyak balapan tersisa untuk dikejar.
"Pecco tidak senang, dia adalah seorang pembalap, dia adalah seorang juara dan dia ingin menang."
"Sekarang kami harus tetap tenang, bekerja dan tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membaca atau mendengarkan, tetapi Pecco bahkan tidak perlu mengatakannya karena dia tahu betul."
"Saat ini ada seorang pembalap, bukan sembarang pembalap, tetapi seorang juara dunia delapan kali bernama Marc Márquez, yang secara obyektif berhasil melaju lebih cepat dan, seperti semua orang yang melaju lebih cepat, menang."
"Siapa yang tahu apa yang diperlukan untuk terus membangun hal ini, dan masih ada empat puluh balapan tersisa antara Sprint dan balapan utama," terangnya.
Walau tetap optimis, ayah Bagnaia tak menampik bahwa ada yang tak beres dengan putranya.
"Ada sesuatu yang hilang, yang tidak banyak, tetapi itu tidak memungkinkan dia untuk memiliki tambahan dua persepuluh detik yang dibutuhkan. Bukan detik, tapi sepersepuluh."
"Saya tidak tahu apakah ini masalah beradaptasi dengan motor, kepercayaan diri, sesuatu yang teknis, atau lebih sederhana lagi soal berkendara."
"Bisa juga kombinasi dari semua hal tersebut," terangnya.
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar