Dengan menjadi rekan setim Marc Marquez, Pietro menuturkan bahwa anaknya bisa belajar darinya.
"Pecco adalah sejarah Ducati, tetapi adakah orang yang berpikir bahwa Dall'Igna atau tim, yang kini tergila-gila pada Marc Márquez, telah meninggalkannya? Atau siapa yang percaya bahwa seseorang seperti Pecco sekarang telah menyerah pada rekan setim yang berat dan sangat kuat? Kebenaran tentang Pecco dan Marc adalah bahwa Pecco bersyukur memiliki juara seperti itu di dalam garasi, seseorang yang harus dikalahkan dan, bagaimanapun juga, belajar darinya."
"Dia adalah salah satu pembalap terhebat sepanjang masa dan anak saya tahu betul betapa beruntungnya dia berbagi karier dengan mereka yang tidak diragukan lagi adalah dua pembalap terhebat di era modern," terangnya.
Selain memberi kode yang menampik isu tersisihnya sang putra, Pietro juga mengungkap pendapatnya tentang rivalitas putranya dan Marc Marquez.
Menurutnya, Bagnaia dan Marquez adalah rekan setim sekaligus rival, tapi Ducati tidak berniat meninggalkan siapapun di timnya.
"Pecco dan Marc adalah dua rekan setim, dua rival yang ingin bertarung, terlepas dari apa dan siapa mereka atau pernah berada di luar garasi yang mereka bagi hari ini."
"Apapun bisa terjadi, tetapi Marc adalah warisan olahraga dan fakta bahwa Pecco dapat dibandingkan dengan seseorang seperti itu hanyalah sebuah dorongan, sesuatu yang positif," ungkapnya.
"Namun, Anda dapat membaca hal-hal yang benar-benar tidak masuk akal, bahkan tentang Gigi Dall'Igna, dan saya minta maaf."
"Gigi hanya melakukan apa yang semua orang ingin lakukan, membangun tim yang sangat kuat."
"Dan dia tidak meninggalkan siapa pun di belakang."
"Jadi, jika kita ingin memperdebatkan apakah yang satu lebih bersemangat dan yang lain kurang, kita bisa berdebat, tapi apa gunanya? Mereka hanyalah dua cara untuk menjadi seorang pengemudi dan karakter," terangnya.
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar