Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Syamsir Alam, Perjuangan dari Depok Hingga Amerika

By Oka Akhsan M. - Selasa, 29 Januari 2013 | 19:37 WIB
Syamsir Alam (Peksi Cahyo/Bolanews)

Dua tahun di Uruguay, Alam mendapat pengalaman tak terlupakan mengenai suporter di sana. Maklum saja, fan sepak bola di Amerika Latin sangat fanatik.

"Atmosfer terbesar tentu saja di Amerika Latin. Mereka menganggap sepak bola seperti agama. Bahkan waktu final Libertadores 2011, ada fan yang membawa bendera sepanjang 350 meter dan lebar 50 meter," cerita Alam.

Lalu, apakah Alam juga tertarik dengan wanita Amerika Latin yang notebene sangat seksi?

"Kalau masalah seksi, pastinya wanita latin nomor satu, tapi mereka individualis. Saya tetap cinta produk lokal," jawab pemuda asal Padang itu.

CS Vise dan DC United

Karier Alam terus berkembang bersama Penarol. Pada 2012, ia harus pindah ke Belgia setelah dipinang oleh CS Vise. Namun, perpindahan tersebut sempat menimbulkan kendala bahasa.

"Di Belgia terbagi dua wilayah, yaitu yang menggunakan bahasa Belanda dan Prancis. Kebetulan saya dapat di bagian Prancis. Bahasa Prancis itu agak susah, tapi sekarang sudah mengerti kalau mereka ngomong," kata Syamsir Alam.

Hanya butuh satu tahun bagi Alam untuk melebarkan sayap. Pada Januari 2013, Alam dipinjam oleh DC United. Klub peserta Major League Soccer (MLS) itu dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia, Erick Tohir.

Lantaran pemilik DC United adalah orang Indonesia, kepindahan Alam ke Amerika Serikat dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak. Tak jarang beberapa orang menyebut Alam aji mumpung.

"Kita harus memanfaatkan kesempatan sekecil apa pun. Kebetulan saya beruntung mendapatkan kesempatan itu," cetus Alam.