Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Syamsir Alam, Perjuangan dari Depok Hingga Amerika

By Oka Akhsan M. - Selasa, 29 Januari 2013 | 19:37 WIB
Syamsir Alam (Peksi Cahyo/Bolanews)

Nama Syamsir Alam mendadak mencuat dalam beberapa pekan belakangan ini, terutama di kalangan anak muda. Selain memiliki wajah tampan dan tubuh proporsional, pesepak bola berusia 20 tahun itu punya skill mumpuni sebagai pemain sepak bola.

Syamsir Alam memulai karier profesional bersama klub Divisi dua asal Belgia, CS Vise. Penampilannya yang menjanjikan membuat DC United tertarik untuk meminjam Syamsir Alam hingga Desember 2013. Namun, jauh sebelum itu, ternyata perjalanan Alam menuju kesuksesan tidaklah mudah.

Sepak Bola dan Kereta

Sebelum berkelana ke berbagai benua, Alam meniti karier dari level bawah. Sejak usia 10 tahun, ia tidak pernah lelah pergi ke Depok untuk berlatih.

"Banyak orang yang kenal saya sekarang. Mereka pikir saya dapat enaknya saja, padahal sebenarnya tidak," ujar striker kelahiran 6 Juli 1992 itu.

"Dari umur 10 tahun saya latihan di Depok. Bahkan saya harus naik kereta atau kopaja. Itu semua perlu perjuangan," imbuhnya.

Usaha Syamsir Alam ternyata tidak sia-sia. Pada 2008, ia mendapat kesempatan untuk berguru ke Uruguay bersama pemain muda Indonesia lainnya. Tiga tahun menempa ilmu di sana, ia direkrut oleh Atletico Penarol.

Kepincut Amerika Latin

Bakat Alam terasah cukup tajam di Penarol. Dari delapan kali bermain, ia berhasil mengumpulkan tujuh gol. Untuk masalah bahasa, ia juga tidak mengalami masalah.

"Sebelum ke Penarol, saya tinggal selama tiga tahun di Uruguay. Jadi saya tidak mengalami masalah bahasa," ujar Alam.

Dua tahun di Uruguay, Alam mendapat pengalaman tak terlupakan mengenai suporter di sana. Maklum saja, fan sepak bola di Amerika Latin sangat fanatik.

"Atmosfer terbesar tentu saja di Amerika Latin. Mereka menganggap sepak bola seperti agama. Bahkan waktu final Libertadores 2011, ada fan yang membawa bendera sepanjang 350 meter dan lebar 50 meter," cerita Alam.

Lalu, apakah Alam juga tertarik dengan wanita Amerika Latin yang notebene sangat seksi?

"Kalau masalah seksi, pastinya wanita latin nomor satu, tapi mereka individualis. Saya tetap cinta produk lokal," jawab pemuda asal Padang itu.

CS Vise dan DC United

Karier Alam terus berkembang bersama Penarol. Pada 2012, ia harus pindah ke Belgia setelah dipinang oleh CS Vise. Namun, perpindahan tersebut sempat menimbulkan kendala bahasa.

"Di Belgia terbagi dua wilayah, yaitu yang menggunakan bahasa Belanda dan Prancis. Kebetulan saya dapat di bagian Prancis. Bahasa Prancis itu agak susah, tapi sekarang sudah mengerti kalau mereka ngomong," kata Syamsir Alam.

Hanya butuh satu tahun bagi Alam untuk melebarkan sayap. Pada Januari 2013, Alam dipinjam oleh DC United. Klub peserta Major League Soccer (MLS) itu dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia, Erick Tohir.

Lantaran pemilik DC United adalah orang Indonesia, kepindahan Alam ke Amerika Serikat dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak. Tak jarang beberapa orang menyebut Alam aji mumpung.

"Kita harus memanfaatkan kesempatan sekecil apa pun. Kebetulan saya beruntung mendapatkan kesempatan itu," cetus Alam.

Tetap Nasionalis

Selain kepindahannya ke DC United menuai kritikan, beberapa orang juga sempat menyebut Alam tidak nasionalis lantaran pemain bernomor punggung 77 itu tidak pernah membela tim nasional senior Indonesia. Ia hanya pernah tampil bersama timnas U-19, U-17, dan U-23.

Alam dipanggil untuk memperkuat timnas Sea Games 2011. Akan tetapi, ia tidak terpilih. Sinarnya masih kalah terang dibanding striker muda lainnya macam Titus Bonai atau Patrich Wanggai.

"Mungkin belum banyak orang yang mengerti bahwa setiap negara harus mengirimkan surat ke klub untuk menarik pemain mereka masing-masing dan pemain sama sekali tidak memiliki hak. Bohong kalau ada yang bilang saya tidak mau membela negara," kata Alam memberi pembelaan.

"Kalau ada media yang bisa menjelaskan peraturan FIFA, mungkin orang-orang akan lebih mengerti. Sebagai pemain, saya sudah bicara ke klub dan minta izin untuk membela negara, tapi mereka takut saya kena masalah karena dualisme di Indonesia," imbuhnya.

Tato Penghias Tubuh

Sebagai pesepak bola yang sedang digandrungi anak muda, Alam memaksimalkan penampilannya dengan tato. Ia pun tidak peduli dengan pendapat miring orang-orang.

"Saya Islam dan agama keluarga saya kuat. Orang bertanya apakah solat saya diterima atau tidak dengan tato ini. Itu urusan saya dan Tuhan," ujar Alam.

Dari sekian banyak tato yang menempel di tubuh, Alam paling suka dengan tato Geisha yang berada di tangan kanannya.

"Tato Geisha ini mencerminkan ibu saya. Dia sosok yang lebih banyak bekerja daripada bicara," tuntas Alam.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P