Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
3. Kecelakaan pesawat tim nasional Zambia (27 April 1993)
Peristiwa ini terjadi saat pesawat Air Force de Havilland Canada DHC-5D Buffalo jatuh di Samudera Atlantik, sekitar 500 meter dari Libreville, Gabon.
Pesawat tersebut mengangkut tim nasional sepak bola Zambia menuju Dakar, Senegal, untuk bermain di babak kualifikasi Piala Dunia 1994.
Dalam perjalanan ke Dakar, pesawat tersebut berhenti tiga kali, yaitu di Brazzaville (Kongo), Libreville (Gabon), dan Abidjan (Pantai Gading).
Sebenarnya, sejak perhentian pertama pesawat sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan mesin, tetapi pilot memilih melanjutkan penerbangan.
Amavubi visited the Heroes' Acre which hosts fallen Zambia stars who perished in the 1993 Plane accident.@FAZFootball pic.twitter.com/KiQvL0BDbO
— Rwanda FA (@FERWAFA) March 30, 2015
Masalah mulai terjadi setelah pesawat berangkat dari perhentian kedua, tepatnya ketika mesin sebelah kiri pesawat terbakar dan berhenti beroperasi.
Kolonel Fenton Mhone yang menjadi pilot penerbangan itu menekan tombol untuk mematikan mesin yang terbakar itu.
Naas bagi dirinya, Fentone malah menekan tombol untuk mematikan mesin sebelah kanan.
Akibatnya, pesawat kehilangan daya seluruhnya dan jatuh dari ketinggian 500 meter. Kelak, laporan pada 2003 menunjukkan bahwa Fentone mengalami kelelahan sehingga melakukan kesalahan tersebut.
Sebab, satu hari sebelumnya, Fentone juga membawa tim Zambia terbang dari Mauritius.
Seluruh 30 penumpang, termasuk 18 pemain, staf pelatih, dan kru tewas pada kecelakaan tersebut.
Kapten Chipolopolo, julukan Zambia, Kalusha Bwalya, tidak ada di pesawat itu karena memilih berangkat langsung dari Eindhoven, Belanda, tempat dia bermukim sebagai pemain PSV Eindhoven.
Setelah kecelakaan tersebut, pemain Zambia yang tersisa melanjutkan perjuangan lolos ke Piala Dunia 1998 dan berlaga di Piala Afrika.
Mereka sukses melaju ke babak final turnamen tersebut dan bertemu Nigeria. Meski akhirnya kalah 1-2, tim Zambia pulang disambut sebagai pahlawan.