Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Chelsea Vs Man. United, Bukan Pekan Pemangkas Jarak

By Minggu, 23 Oktober 2016 | 13:19 WIB
(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES, LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Chelsea bersama pelatih barunya, Antonio Conte, sempat takluk 1-2 dari Liverpool di The Brigde, lalu kemudian kembali menelan kekalahan saat melakoni derbi London melawan Arsenal.


Manajer Chelsea, Antonio Conte, mendampingi anak asuhnya dalam pertandingan Premier League kontra Arsenal di Emirates Stadium, London, Inggris, 24 September 2016.(BEN STANSALL/AFP)

Sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa Conte masih belum menemukan formula paten perihal skema maupun personel yang dipilih.

Sepasang kekalahan beruntun itu juga menjadi titik balik Conte untuk melakukan perubahan radikal.

Alih-alih meneruskan formasi 4-4-2, 4-2-3-1, atau 4-3-3 yang selama ini dipakai, Conte mulai memperkenalkan skema tiga bek yang ia populerkan di Juventus saat meraih scudetto di tiga musim Conte bersama Si Nyonya Tua.

Bedanya, jika di Juve komposisinya lebih pada 3-5-2, di Chelsea Conte memakai 3-4-3. Buah dari keputusan Italiano satu ini langsung terlihat di dua laga terakhir, di mana Chelsea menang 2-0 atas Hull dan 3-0 atas Leicester City.

“Pemain terlihat memberi respons apik padanya (Conte). Kami selalu menuruti apa yang diminta pada saat latihan dan saat berada di lapangan. Jika ujungnya adalah membuat tim lebih baik, semua tampak berada dalam satu kapal yang sama,” ucap Jon Obi Mikel kepada Goal.

Di mata Mikel, tim besutan Conte agak lebih nyetel ketimbang saat dilatih Mourinho.

Masuknya Marcos Alonso dan Victor Moses sebagai pengisi sektor sayap terbukti menjadi kunci mengalirnya serangan dengan lancar.

Bergesernya posisi Eden Hazard lebih ke dalam, dan berulang kali malah maju di lini terdepan, justru membuat permainannya kian menggigit.