Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Chelsea Vs Man. United, Bukan Pekan Pemangkas Jarak

By Minggu, 23 Oktober 2016 | 13:19 WIB
(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES, LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Meski dihujani kritik sepulang dari Anfield karena hanya membawa satu poin, Jose Mourinho tetap teguh pada pendiriannya bahwa memang belum saatnya Manchester United menempel ketat para kandidat juara Premier League.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

Sekarang bukan waktunya bagi kami berharap bakal mendekat ke wilayah atas klasemen sementara. Pekan ini adalah momen bagi kami untuk tetap menjaga jarak dengan mereka yang ada di atas sana,” begitu kata Mourinho seperti dituturkan kepada situs resmi Setan Merah.

Selain mencoba memberi alasan menyusul hasil imbang tanpa gol melawan Liverpool, sang pelatih sekaligus juga mengomentari rencana perjumpaan United, klub barunya, melawan Chelsea, mantan klubnya yang diantar menjuarai Premier League sebanyak tiga kali, pada Ahad (23/10).

“Ketika saatnya tiba, barulah kami akan meraih tiga, empat, atau bahkan lima kemenangan berturut-turut. Pada saat itu pula kami akan bertarung melawan setiap rival guna memperebutkan gelar juara liga,” lanjut pria Portugal tersebut.

Sulit untuk mengartikan periode mana yang dimaksud Mou. Jika melihat jadwal yang akan dijalani United, praktis tak ada rentetan hingga lima partai beruntun berkategori enteng.


Reaksi pelatih Manchester United, Jose Mourinho, saat melawan Liverpool di Anfield, Senin (17/10/2016). ( PAUL ELLIS / AFP )

Selepas lawatan ke Chelsea, lawan berikut United adalah Burnley, Swansea, Arsenal, dan West Ham.

Di awal Desember, Everton dan Tottenham sudah menanti mereka. Nah, jika pun ada lima lawan yang di atas kertas bisa ditaklukkan, itu baru muncul di medio Desember hingga memasuki pekan pertama di bulan Januari.

Tim yang akan dihadapi adalah Crystal Palace, West Brom, Sunderland, Middlesbrough, dan West Ham.

Mou jelas bukan pelatih kelas teri, yang asal mengeluarkan komentar tanpa berpikir panjang.

Gelar-gelar yang diraihnya bersama Porto, Internazionale, Real Madrid, hingga Chelsea membuktikan bahwa di balik ucapan nyelenehnya dan aksi one man show khasnya, ia tetap bisa menjamin datangnya trofi.

Karena itu, sudah sepatutnya para fan United memberi waktu bagi Mou untuk membuktikan ucapannya. Butuh waktu ekstra untuk menyatukan kepingan yang tercecer semenjak Red Devils tak lagi ditukangi Sir Alex Ferguson.

Ia baru bisa diadili pada saat musim menyentuh garis finis nanti.

Merusak Sistem

Apabila ungkapan menjaga jarak telah diapungkan, berarti fan fanatik United harus siap menerima kenyataan bahwa Mou akan kembali tampil pragmatis saat bereuni dengan publik Stamford Bridge.

Komposisinya mungkin saja berubah dari yang diterjunkan di Anfield, tapi dengan intensitas utama untuk merusak sistem Chelsea.

Pemain berkarakter perusak seperti Marouane Fellaini, Ander Herrera, atau Michael Carrick amat mungkin kembali masuk sejak sepak mula. Bahkan, Ashley Young, yang secara mengejutkan menjadi starter di laga kontra Liverpool, bakal kembali dipercaya melahap menit main.

Bagaimanapun rupa komposisinya, misi awal Mou tentu tak memberi keleluasaan bagi personel Chelsea untuk mengembangkan permainan. Kreasi harus sudah diputus sejak bola masih dialihkan dari belakang ke tengah.

Sukses melakoninya hingga 60 menit, baru Mou memilih opsi untuk mencoba mencuri poin penuh atau tetap puas dengan satu angka.

Chelsea bersama pelatih barunya, Antonio Conte, sempat takluk 1-2 dari Liverpool di The Brigde, lalu kemudian kembali menelan kekalahan saat melakoni derbi London melawan Arsenal.


Manajer Chelsea, Antonio Conte, mendampingi anak asuhnya dalam pertandingan Premier League kontra Arsenal di Emirates Stadium, London, Inggris, 24 September 2016.(BEN STANSALL/AFP)

Sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa Conte masih belum menemukan formula paten perihal skema maupun personel yang dipilih.

Sepasang kekalahan beruntun itu juga menjadi titik balik Conte untuk melakukan perubahan radikal.

Alih-alih meneruskan formasi 4-4-2, 4-2-3-1, atau 4-3-3 yang selama ini dipakai, Conte mulai memperkenalkan skema tiga bek yang ia populerkan di Juventus saat meraih scudetto di tiga musim Conte bersama Si Nyonya Tua.

Bedanya, jika di Juve komposisinya lebih pada 3-5-2, di Chelsea Conte memakai 3-4-3. Buah dari keputusan Italiano satu ini langsung terlihat di dua laga terakhir, di mana Chelsea menang 2-0 atas Hull dan 3-0 atas Leicester City.

“Pemain terlihat memberi respons apik padanya (Conte). Kami selalu menuruti apa yang diminta pada saat latihan dan saat berada di lapangan. Jika ujungnya adalah membuat tim lebih baik, semua tampak berada dalam satu kapal yang sama,” ucap Jon Obi Mikel kepada Goal.

Di mata Mikel, tim besutan Conte agak lebih nyetel ketimbang saat dilatih Mourinho.

Masuknya Marcos Alonso dan Victor Moses sebagai pengisi sektor sayap terbukti menjadi kunci mengalirnya serangan dengan lancar.

Bergesernya posisi Eden Hazard lebih ke dalam, dan berulang kali malah maju di lini terdepan, justru membuat permainannya kian menggigit.

“Setelah mengalami dua kekalahan dari Liverpool dan Arsenal, sangatlah penting ketika kami bisa memberikan jawaban yang berbeda (dua kemenangan atas Hull dan Leicester,” kata Chelsea Conte. 

PRAKIRAAN FORMASI

CHELSEA: 3-4-3

Pemain: 13-Courtois, 24-Cahill, 30-Luiz, 28-Azpilicueta, 3-Alonso, 21-Matic, 7-Kante, 15-Moses, 10-Hazard, 10-Hazard 19-Diego Costa, 11-Pedro

Pelatih: Antonio Conte

MAN. UNITED: 4-2-3-1

Pemain: 1-De Gea, 17-Blind, 3-Bailly, 12-Smalling, 25-Valencia, 6-Pogba, 16-Carrick, 8-Mata, 19-Rashford, 21-Herrera, 9-Ibrahimovic

Pelatih: Jose Mourinho

PREDIKSI

  • BOLA: 50:50
  • Asian Bookie: 0 : 1/4
  • William Hill: 1 (2,27) X (3,60) 2(3,82)
  • Betbrain: 1 (2,15) X (3,40) 2(3,30)
Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P