Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Peran Cruyff
Setelahnya, Lopetegui memang tak pernah menjadi kiper utama Barca. Sah-sah saja kalau Casaus mengatakan Lopetegui sial. Tapi, kata sial terlalu berat buat mendeskripsikan kariernya sebagai pemain.
Harus diakui, dia juga bukan kiper utama di Real Madrid (1988-1991) karena hanya sekali bermain di ajang liga. Momen terbaik Lopetegui muncul bareng Logrones dan Rayo Vallecano, dua klub medioker Spanyol.
Hanya, kalau mengibaratkan Madrid dan Barca sebagai sekolah, Lopetegui punya almamater, guru, dan teman sebangku paling oke.
Bagaimana tidak? Di Madrid, dia sempat dilatih oleh legenda klub Alfredo Di Stefano.
Di Barcelona, ada Johan Cruyff sebagai pelatih, berteman dekat dengan Josep Guardiola, bahkan disebut kerap berbincang soal masa depan sebagai pelatih dengannya.
Lopetegui terlibat dalam dua era yang lekat di wajah sepak bola Negeri Matador: era Quinta del Buitre Madrid dan The Dream Team Barcelona.
Dia salah satu dari empat eks anak emas Cruyff yang berkembang menjadi arsitek tim berbakat. Tiga nama lain jelas Guardiola, Luis Enrique, dan Laurent Blanc.
Dari Cruyff pula terbentuklah niatan Lopetegui untuk meneruskan kariernya ke ajang kepelatihan. Cruyff menanamkan perspektif unik dalam diri Lopetegui tentang dunia kepelatihan.
"Cruyff sering mengatakan, ketika kita bermain, sebagai pemain, maka kita akan sangat sedikit mengerti permainan. Saya juga merasa demikian," tutur Lopetegui di El Pais.