Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Fondasi
Kebetulan, atau memakai kata dari Casaus, kesialan, membuat Lopetegui lebih banyak duduk di bangku cadangan. Dia mempunyai banyak waktu luang mengamati dan memerhatikan permainan, belajar dari pinggir lapangan.
Fondasi sepak bola indah yang ditanamkan Cruyff di era Dream Team Barca mau tak mau lengket juga di filosofi Lopetegui ketika ia gantung sepatu dan mengalihkan diri ke dunia kepelatihan.
Ia sulit menerapkan keinginan di Rayo Vallecano, tetapi pelan dan pasti kesempatan belajar di Real Madrid Castilla menjadi pijakan dan modal berharga.
Castilla juga "sekolah" bagus buat pelatih. Vicente del Bosque, orang yang notabene ia gantikan, juga berasal dari Castilla.
Pun dengan nama lain seperti Rafael Benitez dan bos Madrid saat ini Zinedine Zidane. Mereka sempat membesut Castilla.
Baru di level internasional namanya meroket. Ia membawa tim Spanyol U-19 dan U-21 menjadi juara Euro U-19 (2012) dan U-21 (2013).
Sebuah kombinasi klop lantaran Spanyol di level usia berapa saja sudah memiliki cetak biru gaya bermain konkret, yang tak jauh beda dengan pola Barcelona, warisan dari era Cruyff, dan jelas amat dipahami Lopetegui.
Karena itu, ketika Presiden RFEF (Federasi Sepak Bola Spanyol), Angel Maria Villar, menunjuk nama Lopetegeui sebagai arsitek Spanyol, ia paham apa yang akan diberikan.
Pria satu ini bisa dan punya modal untuk menjaga tradisi permainan La Furia Roja, mengubahnya sesuai kebutuhan buat mengembalikan Spanyol dari keterpurukan.