Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Parade Pemain Terbaik Arsenal pada Era Arsene Wenger

By Beri Bagja - Sabtu, 1 Oktober 2016 | 07:02 WIB
Arsene Wenger (kanan) saat memperkenalkan Thierry Henry sebagai rekrutan anyar untuk Arsenal pada 3 Agustus 1999 di Highbury, London, Inggris. (SINEAD LYNCH/AFP)

Sabtu (1/10/2016), Arsene Wenger genap melakoni 20 tahun masa bakti sebagai Manajer Arsenal. Pria Prancis berusia 66 tahun itu berjasa meroketkan produk-produk top selama dua dekade menangani The Gunners.

Wenger diresmikan sebagai peracik taktik Arsenal pada 1 Oktober 1996. Sejak itu pula sang monsieur membuktikan penciumannya yang tajam dalam memoles talenta pemain andal.

Secara garis besar, memilih pemain-pemain terbaik era Wenger berarti memilah kiprahnya menjadi tiga bab.

Bagian pertama adalah periode 5-6 musim perdana Wenger di Arsenal. Ketika itu, AW masih memoles banyak materi hasil warisan pelatih sebelum dia.

Bagian kedua ialah rezim keemasan, termasuk saat meraih status The Invincibles – juara tanpa terkalahkan di liga - yang bersejarah itu pada 2003-2004.

Setelahnya adalah masa kemarau gelar yang hanya menghasilkan 4 trofi dalam 11 tahun terakhir. Siapa saja para pemain terbaik yang dilesatkan Wenger dalam tiga periode berbeda tersebut? Berikut di antaranya.

1. Thierry Henry


Thierry Henry mengangkat trofi Golden Boot sebagai simbol pencetak gol terbanyak Premier League sete;ah laga Arsenal versus Wigan Athletic di Highbury, London, 7 Mei 2006.(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

Zaman mana pun yang dilalui, sepertinya sah-sah saja bila status anak buah terunggul era Wenger jatuh kepada Thierry Henry.

Siapa bisa menggulingkan King Henry dari takhtanya berbekal sederet prestasi dan berkah talenta fantastis? Mungkin Wenger sendiri tidak tahu jawabannya.

“Thierry mampu mengambil bola di tengah dan mencetak gol yang tak bisa dilakukan oleh orang lain di dunia ini. Aksinya membuat bek-bek lawan malu. Dia bisa mencetak gol sesuai keinginannya," ujar Wenger.

Titi, demikian sebutan akrabnya, direkrut Arsenal pada Agustus 1999 atau menjelang masa keemasan The Gunners pasca-pergantian milenium.

Sebelum Henry tiba, Arsenal menjuarai Premier League dan Piala FA 1997-1998 serta Community Shield 1998 dan 1999.

Datangnya sang pemuda dari Prancis membuka keran gelar dan kemasyhuran lebih kencang bagi The Gunners.

Baca Juga:

Pria berdarah Guadeloupe dan Martinik itu menjadi raja gol sepanjang masa Arsenal dengan 228 gol, membantu The Gunners meraih 7 trofi tambahan, dan menggoreskan standar tinggi sebagai anutan di Highbury dan Emirates.

Status anak asuh terbaik yang diemban Henry jelas dipengaruhi hasil korek-korek bakat ala Wenger dalam diri sang maskot.

Saat pertama tiba di Arsenal, Henry berstatus flop alias gagal di Juventus. Rapornya cuma 3 gol dalam 16 gim Serie A 1998-1999.

Pada titik itu, kariernya sebagai salah satu berlian mengilap Prancis kelihatan bakal tenggelam kalau tidak diselamatkan Wenger.

Manajer poliglot tersebut menggeser posisi Henry, yang tadinya winger di Juventus, menjadi striker. Henry sempat kikuk.

Butuh 9 partai bagi dirinya membuka keran gol bagi The Gunners. Setelah menuntaskan paceklik, gelontoran gol mengalir bak hujan. Titi menjelma menjadi striker kuat, cepat, tajam, dan bisa mencetak gol lewat berbagai cara.

Apa saja bisa dia lakukan: menjebol gawang dengan tembakan keras jarak jauh, sepakan lob cantik, gerakan slalom, sontekan tumit, atau diving-header.

Jangan lupakan perannya sebagai eksekutor bola mati kelas wahid, pemimpin tim karismatik, serta assist-man. Komplet!

“Thierry bisa bermain untuk Arsenal seperti seorang pemain berusia 20 tahun yang tampil di kompetisi U-12. Saya tak pernah melihat kemampuan itu sebelumnya,” kata legenda klub, Paul Merson.

“Dia tipe pemain dengan semua hal yang Anda impikan sebagai pelatih. Ia punya kekuatan fisik, level teknik top, kecerdasan super, dan dedikasi terhadap pekerjaannya,” ucap Wenger.

Selama 8 musim membela The Gunners pada periode pertama, King Henry selalu mampu mencetak dua digit gol di liga. Ia kembali pada 2012 dengan tambahan 2 gol untuk menggoreskan jejak terakhir di singgasana Arsenal.