Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim asuhan Gomes de Olivera juga bermain imbang saat melawat ke markas Perseru. Adapun Rodrigues tidak mencetak gol dalam tiga pertandingan tersebut.
Madura United bisa demikian karena punya solusi yang bisa membuat iri banyak klub. Saat Rodrigues mandek, penggawa lini di belakang sang striker bisa mengemban peran sebagai sumber gol.
Hal inilah yang membuat De Olivera tak terlalu cemas, termasuk dengan dua kekalahan dalam tiga laga di putaran kedua TSC.
Baca Juga:
"Kami memang kalah saat melawan dua tim yang kuat (Arema dan Sriwijaya, red.). Tetapi, saya yakin pemain bisa kembali maksimal mengumpulkan poin," katanya.
"Soal Pablo, dia sebenarnya tetap bermain baik dan menciptakan banyak peluang. Dia melakukan banyak pergerakan berbahaya dan membuka ruang bagi pemain lain. Soal golnya, hanya faktor keberuntungan," ucap sang pelatih.
Pernyataan De Olivera sedikit banyak terjustifikasi dari data-data berikut.
Slamet Nurcahyono sudah mengemas lima gol, Dane Milovanovic mencetak empat gol, Erik Weeks dengan catatan sebiji gol, Bayu Gatra menorehkan sepasang gol, Elthon Maran punya koleksi tiga gol, dan Engelberd Sani menggelontorkan lima gol.
Tiga nama terakhir memang kerap dianggap sebagai penyerang pelengkap formasi trisula lini depan. Namun, sejatinya Bayu, Elthon, serta Engelberd beroperasi agak lebih di belakang dibandingkan Rodrigues.
Penggawa Madura United di pos belakang Rodrigues telah mencetak total 20 gol. Dengan angka tersebut, layak menyebut Sape Kerrap sebagai tim dengan lini kedua paling mematikan di TSC.