Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Eks Bintang Eropa yang Membela Klub Asia Tenggara Musim 2016

By Verdi Hendrawan - Jumat, 16 September 2016 | 13:59 WIB
Aksi gelandang Sporting CP, Yannick Djalo (16) dalam pertandingan pramusim 2011-2013 menghadapi Juventus di BMO Field, Toronto, Kanada, pada 23 Juli 2011. (TOM SZCZERBOWSKI/GETTY IMAGES)

Kompetisi sepak bola Asia Tenggara memang jauh dari hingar bingar Eropa. Namun, tidak sedikit pemain yang pernah tampil di kompetisi tertinggi Eropa kini membela tim-tim di Asia Tenggara. Berikut pilihan beberapa mantan bintang di Eropa yang kini membela klub Asia Tenggara pada musim 2016.

Yannick dos Santos Djalo

Lahir di Guinea-Bissau, mana Djalo mencuat dari akademi sepak bola klub Portugal, Sporting CP.

Pemain yang kini berusia 30 tahun itu pernah menjadi salah satu talenta muda terbaik Sporting dan Portugal selain Cristiano Ronaldo.

Djalo baru berhasil menembus tim utama Sporting pada musim 2006-2007 atau pada usia 20 tahun setelah satu musim sebelumnya dipinjamkan ke Casa Pia.

Djalo menjadi bagian dari skuat Sporting selama lima musim. Selama membela raksasa Portugal itu, Djalo tampil dalam 147 laga pada semua ajang dan mencetak 32 gol serta 15 assist.

Pada awal musim 2012-2013, Djalo bergabung dengan salahs atu rival terbesar Sporting di Portugal, Benfica. Namun, karier pemain yang menempati posisi sebagai penyerang sayap itu mulai meredup.

Selama membela Benfica, Djalo hanya sempat tampil lima kali. Sisanya ia habiskan sebagai pemain pinjaman ke berbagai klub, seperti Toulouse, San Jose Earthquakes, dan Mordovia Saransk.

Djalo pun pada akhirnya dilepas Benfica pada 2016 karena kontraknya berakhir. Kini, Djalo bermain bersama klub Thailand, Ratchaburi Mitr Phol.

Bermain di level yang lebih rendah membuat sinar Djalo kembali terang. Dalam 24 pertandingan liga pada musim yang sama, Djalo berhasil mencetak 13 gol. Sesuatu yang belum pernah ia lakukan bersama klub terdahulu.

 Florent Sinama Pongolle


Aksi striker Atletico Madrid, Florent Sinama Pongolle (tengah), mempertahankan bola dari sergapan dua pemain Liverpool, Yossi Benayoun (kanan) and Javier Mascherano dalam pertandingan Grup D Liga Champions 2008-2009 di Stadion Vicente Calderon, Madrid, Spanyol, pada 22 Oktober 2008.(JASPER JUINEN/GETTY IMAGES)

Pongolle muda dibesarkan oleh akademi klub Prancis, Le Harve. Namun, pada awal musim 2001-2002 atau saat berusia 17 tahun, ia sudah dibeli oleh Liverpool bersama sepupunya, Anthony Le Tallec.

Pongolle diboyong Liverpool karena dianggap sebagai salah satu talenta muda terbesar Eropa pada saat itu.

Bagaimana tidak, striker yang kini berusia 31 tahun itu adalah pemain terbaik di ajang Piala Eropa U-16 2001 dan Piala Dunia U-17 2001 dengan membawa Prancis masing-masing menjadi runner up dan juara.

Meski telah diboyong Liverpool sebelum menembus tim utama Le Harve, Pongolle masih berkesempatan membela tim masa kecilnya itu. Liverpool setuju untuk meminjamkan dirinya ke Le Harve selama dua musim.

Setelah kembali dari masa pinjamannya, Pongolle ternyata kesulitan menembus tim utama Liverpool.

Ia tidak mampu bersaing dengan deretan striker yang dimiliki The Reds pada saat itu, semacam Michael Owen, Emile Heskey, Harry Kewell, Milan Baros, dan El-Hadji Diouf.

Selama 2,5 musim membela Liverpool, Pongolle hanya tampil di 57 laga dengan torehan 8 gol dan 2 assist. Akhirnya pada pertengahan 2005-2006, Pongolle dipinjamkan ke Blackburn Rovers sebelum dijual ke klub Spanyol, Recreativo Huelva.

Bersama Recreativo, sinar Pongolle sempat kembali terang. Ia berhasil mencetak 22 gol dari 68 pertandingan La Liga dalam dua musim.

Torehan tersebut sempat membuat Atletico Madrid kepincut dan memboyongnya. Namun, kepindahan ini kembali menjadi kemerosotan karier Pongolle berikutnya.

Setelah Atletico, Pongolle sempat bermain di berbagai liga berbeda di dunia bersama Sporting CP, Real Zaragoza, Saint-Etienne, FC Rostov, Chicago Fire, Lausanne Sport, Dunde United, hingga kini di Liga Thailand bersama Chainat Hornbill.

Bersana Chainat, Pongolle mampu tampil subur. Dalam sembilan pertandingan liga sejauh ini, ia sudah berhasil mencetak 12 gol.

Andres Jose Tunez Arceo


Ekspresi bek tengan Buriram United, Andres Tunez, dalam salah satu pertandingan Liga Thailand.(DOK. BURIRAM TIMES)

Tunez adalah pemain berkebangsaan Venezuela yang besar di Spanyol. Ia berkembang menjadi pemain profesional dari akademi sepak bola Celta Vigo.

Setelah sukses menembus tim kedua Celta pada 2006 atau saat berusia 19 tahun, ia baru berhasil membela tim utama Os Celeste empat tahun kemudian atau 2010.

Dalam tiga musim bersama tim utama Celta, Tunez tampil sebanyak 82 pertandingan liga dengan torehan tiga gol. Meski jumlah pertandingannya cukup banyak, tetapi klub memilih untuk meminjamkannya ke Beitar Jerusalem pada 2013-2014 sebelum dilepas secara gratis pada akhir musim tersebut

Tunez merupakan seorang bek tengah berusia 29 tahun. Meski masih berada pada usia emasnya, pemain yang telah membela tim nasional Venezuela sebanyak 16 kali itu kini membela klub Thailand, Buriram United, sejak 2014 atau berusia 27 tahun.

Selama membela Buriram, Tunez menjadi andalan utama. Bahkan, dalam 31 pertandingan di semua ajang, ia sukses mencetak 10 gol yang merupakan torehan mumpuni bag seorang pemain bertahan.

 Francisco Jimenez Tejada "Xisco"


Selebrasi striker Newcastle United, Francisco Jimenez Tejada alias Xisco, usai sukses membobol gawang Hull City dalam lag adebutnya di Premier League 2008-2009 di Stadion St James's Park, Newcastle-upon-Tyne, Inggris, pada 13 September 2008.(DAVID ROGERS/GETTY IMAGES)

Xisco merupakan striker yang telah malang melintang di sepak bola Eropa. Setelah berhasil menembus tim utama Deportivo La Coruna dari akademi klub pada musim 2005-2006 atau di usia 19 tahun, Xisco menjadi salah satu pujaan tim Spanyol itu.

Hanya tiga tahun bersama tim utama Deportivo, Xisco berhasil membuat klub Premier League, Newcastle United, tertarik memilikinya pada awal musim 2008-2009.

Namun, sepak bola Inggris sepertinya tidak berjodoh dengan dirinya.

Meski berhasil mencetak gol pada laga debut, Xisco hanya bermain sembilan kali pada musim pertamanya. Ia kalah bersaing dengan striker The Magpies lainnya, semacam Michael Owen, Obafemi Martins, Mark Viduka, Peter Lovenkrands, Shola Ameobi, dan Andy Carroll.

Pada musim 2009-2010, Xisco dipinjamkan Newcastle ke Racing Santander, sebelum ke Deportivo pada musim berikutnya.

Karier Xisco sempat kembali bersinar setelah memutuskan pergi dari Newcastle dan bergabung dengan Cordoba pada musim 2013-2014. Pada musim pertamanya, ia langsung berhasil membawa Cordoba kembali berlaga di La Liga untuk pertama kalinya sejak 1971-1972.

Namun, kebersamaan Xisco dengan Cordoba hanya berlangsung 2,5 musim. Walau mencetak 30 gol dalam 95 pertandingan liga, Xisco dipinjamkan ke Real Mallorca pada pertengahan 2014-2015 sebelum dilepas secara bebas pada akhir musim.

Kini, Xisco memilih hijrah ke Thailand dan menerima tawaran bermain bersama Muangthong United sejak Juli 2016. Dalam tiga pertandingan perdananya di liga Thailand, ia baru mampu mencetak satu gol.

Jermaine Pennant


Selebrasi gelandang Wigan Athletic, Jermaine Pennant (kiri) bersama Gaetan Bong usai membobol gawang Fulham dalam laga Championship 2014-2015 di Stadion Craven Cottage, London, Inggrism pada 10 April 2015.(JORDAN MANSFIELD/GETTY IMAGES)

Pennant merupakan salah satu wonderkid sepak bola Inggris kala namanya pertama kali mencuat bersama Arsenal setelah diboyong dari Notts County pada 1999-2000 atau di usia 16 tahun.

Meski memiliki prospek menjanjikan, berada di klub sebesar Arsenal adalah sebuah kondisi yang tidak mudah. Persaingan ketat menempati posisi di tim utama dengan para pemain berkualitas lainnya telah menghambat kerkembangan Pennant.

Total, Pennant hanya berada di skuat Arsenal selama 2,5 musim. Ia sempat dipinjamkan Arsenal ke beberapa klub Inggris untuk mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak, seperti Watford, Leeds United, dan Birmingham City.

Pada 2005-2006, Arsenal setuju untuk menjual Pennant ke Birmingham. Hanya butuh satu musim, Pennant sudah berhasil membuat klub Premier League sebesar Liverpool tertarik memboyongnya.

Selama tiga musim bersama Liverpool, performa Pennant ternyata tidak terlalu memuaskan. Tampil dalam 55 laga Premier League selama 2,5 musim dengan torahan 3 gol, membuat The Reds memilih untuk meminjamkannya ke Portsmouth pada Januari 2009.

Setelah musim 2008-2009 berakhir, Pennant memberanikan diri berkarier di luar Inggris. Ia pun menerima tawaran dari Real Zaragoza.

Sempat kembali ke Inggris bersama Stoke City, Wolverhampton Wanderers, dan Wigan Athletic sejak Januari 2010, Pennant kembali hijrah ke luar negeri dan bergabung dengan klub India, Pune City, pada 2014.

Kini, Pennant memilih bergabung dengan klub Singapura, Tampines Rovers, sejak Januari 2016. Sebagai gelandang sayap, Pennant berhasil menyumbangkan satu gol dan empat assist dalam 12 pertandingan di Liga dan Piala Singapura musim ini.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P