Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Wujud Kerja Nyata dan Harapan di Bulu Tangkis Indonesia

By Daniel Sianturi - Rabu, 17 Agustus 2016 | 21:05 WIB
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, meluapkan kegembiraan setelah berhasil melangkah ke final Olimpiade Rio 2016 dengan mengalahkan Zhang Nan/Zhao Yunlei (China) 21-16, 21-15, pada laga semifinal yang berlangsung di Riocentro-Pavilion 4, Selasa (16/8/2016). (YVES LACROIX/BADMINTON PHOTO)

Ini adalah tahun kedua Bapak Jokowi bertindak sebagai Inspektur Upacara. Kalau tahun lalu, pada peringatan yang ke-70 beliau mengambil tema, KERJA, maka melanjutkan prinsip tahun 2015, 71 tahun Indonesia merdeka dinyatakan dengan KERJA NYATA.

Presiden kita yang satu ini memang seperti 'maniak' dengan kerja. Coba tengok, nama kabinet yang dibentuknya pun bernama Kabinet Kerja. Kerja pun didasari untuk kepentingan bangsa dan negara.

Walaupun harus jujur saya katakan, masih banyak kekurangan tetapi kita memang harus merdeka untuk terus berjuang dan berkarya, karena kesempurnaan adalah sebuah pekerjaan yang tak ada ujung.

Malam ini waktu Indonesia atau pagi hari waktu Rio, Brasil, sebuah kerja keras akan jadi bukti betapa nyatanya perjuangan bangsa ini melalui atlet bulutangkis kebanggaan kita, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir.

Pasangan ganda campuran ini akan jadi kesempatan terakhir kita mendapatkan medali emas di Olimpiade kali ini.

Owi dan Butet akan bertanding di final nomor ganda campuran, berebut medali emas melawan pasangan negara tetangga Malaysia,Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

Hingga saat ini, kontingen Indonesia baru mengumpulkan 2 medali perak hasil kerja nyata sepasang lifter kita, Eko Yuli dan Sri Wahyuni.

Artinya, kita belum bisa menyamai prestasi kontingen Thailand, Vietnam dan Singapura yang telah meraih medali emas di Rio Brasil.

Harapan memang tersisa di pundak duet pasangan Owi/Butet.

Final ini sebenarnya merupakan ulangan pertemuan di babak penyisihan grup lalu saat pasangan kita menang 2 set atas pasangan Malaysia tersebut.

Namun kemenangan itu janganlah menjadikan pasangan kita over confidence di final nanti. Pasangan Malaysia ini memang lebih sering kalah dari Owi/Butet.

Tetapi, ingat mereka mengalahkan pasangan Cina, Xu Chen/Ma Jin di semifinal. Artinya, duo Malaysia ini sedang dalam grafik naik.

Owi dan Butet harus waspada dan jangan jadi ragu-ragu di final nanti. Kemenangan atas lawan berat dan unggulan teratas Zhang Nan/Zhao Yunlei di semifinal kemarin juga jadi modal bahwa pasangan kita bisa dan mampu meraih medali emas kali ini.

Sekali lagi saya mengingatkan agar Owi dan Butet tetap tenang dan fokus. Delapan kemenangan sebelumnya atas pasangan Malaysia itu hendaknya hanya jadi catatan saja.