Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Lapangan Petak Sinkian, Perjalanan Penuh Sengketa

By Minggu, 17 April 2016 | 14:01 WIB
Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Union Make Strength (UMS) bersiap mengikuti latihan di lapang Petak Sinkian Taman Sari Jakarta Barat Jakarta, Jumat (15/3/2014). (DOK. BOLA)

 

Seperti dilansir buku Peringatan Ulang Tahun UMS: 15 Desember 1905-2005, Perkumpulan Olah Raga (POR) Tiong Hoa Oen Tong Hwee (THOTH) menyewa kebun tersebut pada 1912 dengan biaya enam gulden per bulan untuk dijadikan lapangan sepak bola.

Kebun singkong itu sudah tak produktif, tapi dikelilingi pohon kelapa.

Ketika pengelola THOTH hendak mengubah kebun menjadi lapangan sepak bola, sang pemilik mengajukan persyaratan bahwa penebangan pohon juga dikenakan biaya.

“Untuk setiap pohon tua sebesar 5 gulden dan setiap pohon muda dikenakan ongkos 12,50 gulden,” begitu tulis buku peringatan satu abad UMS tersebut.

Sejak saat itu, Lapangan Petak Sinkian menjadi saksi bisu lahirnya banyak pemain hebat Indonesia bersama UMS.

Seperti diketahui, pada 15 Desember 1905, Tiong Hoa Hwee Kwan (THHK) mendirikan THOTH, yang semula fokus kepada atletik.

Dalam Majalah Abidin Side, pada 20 Februari 1912 Oey Keng Seng dan Louw Hap Ie (anggota THHK) kemudian mendirikan Tiong Hoa Hwee Koan Scholar’s Football Club atau Pa Hoa FC.