Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Status runner-up dengan selisih 10 poin di bawah Bayern pada akhir musim 2014-2015 terbilang elok mengingat perjuangan keras manajemen membangun dinasti baru bersama Hecking.
Sang mantan sersan itu pun diganjar predikat Pelatih Terbaik Jerman 2015. Sosok Allofs juga ikut bertanggung jawab atas lesatan Wolfsburg.
Di bawah pengawasannya sebagai direktur olah raga klub, kinerja tim terbantu oleh strategi transfer tepat guna.
Allofs membantu pembentukan fondasi kuat tim bermental juara milik Wolfsburg.
Raja gol Bundesliga 1978-1979 dan 1984-1985 itu bergabung setelah meninggalkan Werder Bremen pada November 2012. Simak kiprahnya meracik resep di menu daftar transfer klub.
Dua pemain yang sebelumnya dicap gagal, Dost dan De Bruyne, menjelma menjadi bintang dalam manajemen Allofs.
Kombinasi Allofs dan Hecking juga terbukti ampuh meroketkan nilai pasar pemain. Publik menyayangkan penjualan De Bruyne (ke Manchester City) dan Ivan Perisic (Inter Milan) senilai gabungan 90 juta euro musim panas lalu.
Namun, dilihat dari aspek finansial, strategi ini ialah sebuah kemenangan besar. Uang hasil penjualan kedua pemain itu digunakan buat merekrut bintang anyar sekelas Julian Draxler (36 juta euro), Max Kruse (12), hingga Dante (4,5).
Buktinya bisa dilihat lewat kontribusi besar mereka bagi tim walau performa klub di kancah domestik mesti dikorbankan.
Keterpaduan aspek racikan pelatih, transfer, dan kinerja pemain elegan membuat Wolfsburg boleh bermimpi meraih prestasi lebih jauh di level Eropa.
"Saya melihat wajah kalian (para jurnalis) dan tak ada yang percaya ketika saya bilang tim ini akan mengalahkan Real Madrid. Namun, Anda lihat sekarang, tak ada hal mustahil di sepak bola," ujar Hecking usai timnya membenamkan El Real dua gol tanpa balas.