Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kendala Klasik Liverpool yang Makin Kronis

By Sabtu, 23 Januari 2016 | 09:46 WIB
Juergen Klopp amat kecewa dengan penampilan Liverpool saat dikalahkan 0-2 oleh West Ham United, pada laga Premier League di Boleyn Park, Sabtu (2/1/2016) (IAN WALTON/GETTY IMAGES)

Kekalahan 0-1 dari Manchester United, Ahad (17/1), terasa begitu menyakitkan bagi Liverpool. Selain laga bertajuk pekan ke-22 Premier League itu digelar di Anfield, hasil tersebut menjadi potret nyata perihal inferioritas The Reds di dua sektor utama.

Ketika mengakhiri partai North-West derby itu, Liverpool mampu mengungguli United hampir di seluruh elemen permainan.

Dimulai dari penguasaan bola, total dan akurasi tembakan, operan, duel udara, hingga penciptaan peluang. Mereka cuma kalah di satu aspek: jumlah gol.

“Rasanya tak ada gunanya kita mendiskusikan hal lain karena pada intinya kami kalah,” begitu ucapan Juergen Klopp saat mengawali sesi wawancara setelah kekalahan dari Red Devils.

Klopp tampak kesal karena hujan peluang yang diciptakan timnya berujung kekecewaan.

Sebaliknya, gol tunggal United melalui Wayne Rooney dicetak lewat satu-satunya tembakan tepat sasaran. Sebuah gambaran jelas soal kelemahan klasik Liverpool yang terletak di sektor depan dan belakang.

[video]https://video.kompas.com/e/4709302970001_ackom_pballball[/video]

Dalam enam musim terakhir, Liverpool seperti belum juga bisa mengatasi dua masalah itu.

Bahkan pada saat berhasil mengemas 101 gol dan duduk di pos runner-up Premier League 2013/14, gawang Liverpool bobol sebanyak 50 kali.

Pada musim kemarin, barisan depan Liverpool hanya bisa mencetak 52 gol. Mereka juga kemasukan 48 gol.