Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Teka-teki Bernama Diego Costa, Antara Agresi dan Kegagalan Konsistensi

By Firzie A. Idris - Senin, 4 Januari 2016 | 14:49 WIB
Striker Chelsea, Diego Costa, merayakan gol ketiga Chelsea kontra Crystal Palace di Selhurst Park pada 3 Januari 2016 (IAN WALTON/GETTY IMAGES)

Striker Chelsea, Diego Costa (27), bermain brilian sejak Jose Mourinho meninggalkan Stamford Bridge. Dalam dua laga, Costa menyamai torehan golnya sepanjang musim.

Gol yang Costa cetak ke gawang Crystal Palace pada Minggu (3/1/2016) adalah torehan ketiganya dalam hanya dua laga setelah ia mencetak dua gol ke gawang Watford sebelumnya.

Jumlah itu, yang datang setelah Mourinho dipecat, menyamai catatan gol sang pemain dari 15 laga sebelumnya musim ini.

Ia pun akhirnya mencetak lebih banyak gol ketimbang mendapat kartu kuning musim ini.

Selain jumlah gol, statistik pada laga kontra Watford dan Crystal Palace itu unggul jauh dari angka-angka sang pemain pada dua laga terakhirnya bermain di bawah Mourinho, yakni kontra Bournemouth dan Leicester pada Gameweek ke-15 dan 16.

Ia mencatatkan lebih banyak sentuhan di kotak penalti (108 banding 81), sentuhan di paruh pertahanan lawan (94-65), dribel (11-4), dan duel udara (66,7%-31,3%).

Costa pun tak terlihat bahwa ia siap berkorban demi tim kala mengoper bola ke Oscar di tengah kotak terlarang ketimbang mengambil sendiri tembakan untuk gol pertama Chelsea di Selhurst Park.

[video]https://video.kompas.com/e/4684087819001_ackom_pballball[/video]

Apakah Costa kebetulan meledak setelah Mourinho hijrah? Tampaknya bukan apabila menilik sejarah sang pemain.

Costa tampak menjadi pemain yang paling banyak bertingkah saat skuat Chelsea tengah terkapar di bawah Jose Mourinho.