Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Louis van Gaal dan Jose Mourinho, Hasil Ketidaksabaran Brutal

By Senin, 28 Desember 2015 | 14:24 WIB
Louis Van Gaal (kiri) dan Jose Mourinho, mereka tidak mampu mewujudkan ekspetasi klub yang setinggi langit. (CLIVE BRUNSKILL/GETTY IMAGES, CLIVE MASON/GETTY IMAGES)

Berturut-turut mereka tersingkir di babak IV Piala Liga kontra Middlesbrough (28/10/2015), gagal lolos ke fase knock-out Liga Champion setelah kalah dari Wolfsburg (8/12/2015), dan sepanjang Desember gagal menang di EPL.

Sempat menempati peringkat pertama liga pada akhir September, United kini berada di luar zona Liga Champion.

Suara-suara yang mendesak pemecatan Van Gaal pun menguat. Mereka tidak sabar lagi melihat United lamban mencapai standar yang diharapkan.

Kebetulan pemilik suara-suara tersebut mempunyai standar yang sangat tinggi, standar Ferguson. United harus bermain bagus dengan meraih trofi.

Menurut para pembenci, Van Gaal gagal menuntaskan keduanya. Tidak peduli LvG mungkin masih berusaha menerapkan gayanya sendiri di Theatre of Dream.

Alhasil, ultimatum pun turun. Sang pelatih dikabarkan The Guardian hanya punya laga kontra Chelsea untuk menyelamatkan mukanya setelah klub kalah mengenaskan di Stoke pada Boxing Day (26/12/2015).

Laga terakhir LvG untuk membuktikan diri adalah kontra Chelsea untuk menyelamatkan kariernya di Old Trafford.

Harus Ada Trofi

Ketidaksabaran di pihak Chelsea lebih brutal. Pemilik The Blues, Roman Abramovich, rupanya mengharuskan siapa pun manajer klubnya untuk meraih gelar di setiap musim kompetisi.

Bukti tersaji jelas. Tanpa trofi pada musim pertama Abramovich menjadi pemilik klub, Claudio Ranieri ditendang pada akhir kompetisi 2003-2004. Mourinho bertahan pada 2004-2005 (EPL, Piala Liga), 2005-2006 (EPL, Community Shield), dan 2006-2007 (Piala FA, Piala Liga).