Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Indonesia memulai laga dengan sangat santai, serangan Indonesia pun sangat rapih dibanding dengan Inggris yang masih mencoba menerapkan Kick and Rush di lapangan sempit. Cara itu tidak efektif karena Jaelani Landjanibi membuka skor untuk Indonesia di menit ke-9 babak pertama.
Pasukan Garuda mulai kencang, saat Jaelani membuat gol kedua di menit ke-19. Inggris memperkirakan Indonesia bermain timpang setelah kiper Dede Sulaiman sedikit cedera dan kiper utama Yos Adi yang juga tidak dalam kondisi fit untuk bertanding. Akan tetapi, dugaan itu sangat salah, karena Sayan Karmadi yang bertugas menjadi kiper sekaligus pengatur serangan sebagai orang kelima dalam skema power play, tampil sangat baik.
Sayan menyelamatakan beberapa peluang dari pemain Inggris. Kaget dengan permainan Indonesia, cara bertahan Inggris pun berantakan. Walhasil Sukma Nagara mampu membobol gawang Inggris di menit yang sama dengan gol yang diciptakan Jaelani.
Di babak kedua, Indonesia tidak mau mengendurkan permainan serangannya. Meski terus memanfaatkan Sayan sebagai orang kelima dalam menyerang, tapi pertahahanan rapat timnas juga membuat Inggris tak berkutik. Andri Irawan yang lebih banyak membantu pertahanan, selalu berhasil memutus serangan Inggris yang masih menganggap cara bemain futsal sama dengan sepak bola.
Hasilnya, selang tiga menit babak kedua berjalan, Angga Surya Saputra secara berkelas membobol gawang Inggris. Di menit ke-24 itu, mantan pemain Persija U-18 itu meneruskan tendangan dari Socrates yang tak mampu dihalau kiper Inggris.
Dan bintang futsal Indonesia, Denny Handoyo pun menyumbang dua gol di menit 24 dan 35. Tak sampai di situ, Indonesia menutup kemenangan dengan gol ketujuh yang dicetak oleh Benny Hera. Sedangkan Inggris hanya mampu membalas gol dari Richard Forret dan Luke Ballinger.
Kemenangan 7-2 tentu saja menjadi cerita klasik dalam sejarah futsal Indonesia. Jika di sepak bola harapan Indonesia mengalahkan Inggris bagai mencari ketiak ular alias sulit terwujud, maka di futsal Indonesia bisa memperlihatkan bahwa Merah-Putih bisa lebih baik dari Inggris dari olah raga tendang-tendangan bola yang diklaim milik mereka.
Terus Aktif di Dunia Futsal
Setelah tujuh tahun berselang, para pemain Indonesia yang berhasil mengalahkan Inggris masih terus bersentuhan dengan futsal. Beberapa pemain juga masih aktif menjadi pemain di klub dan bahkan timnas Indonesia. Tetapi ada pula yang sudah menjadi pelatih futsal dan juga bekerja.
Nama-nama Yos Adi Wicaksono, Socrates Matulessy, Jaelani Landjanibi masih menjadi andalan klub IPC Pelindo. Ketiganya memang sudah lama bermain bersama dalam satu tim di tim kampus STIE Indonesia, beragam prestasi juga sudah direngkuh oleh mereka baik itu bersama kampus, klub dan juga timnas Indonesia. Ketiga nama itu menjadi tulang punggung prestasi Pelindo dan Indonesia dari tahun ke tahun. Terakhir, mereka mempersembahkan gelar juara Liga Futsal Indonesia 2015 untuk Pelindo.
Nama lain yang masihaktif adalah Denny Handoyo dan juga Sayan Karmadi. Keduanya masih beredar dan menjadi andalan di timnas futsal Indonesia, sama seperti trio Pelindo. Denny, yang harum namanya bersama klub Biangbola di tahun 2008, kini membela Electric PLN. Sayangnya Denny gagal mempersembahkan gelar juara di LFI dan hanya membawa The Electric finish di posisi ketiga.
Lain lagi dengan Sayan Karmadi yang kini merangkap sebagai pemain dan pelatih. Pemain Indonesia pertama yang sangat fasih menerapkan Power Play ini, sempat menjadi pelatih tim futsal PDAM Baghassi di playoff LFI. Sayangnya, Sayan gagal mengantarkan PDAM melaju ke babak utama LFI.
Namun, Sayan masih bisa bermain di babak utama bersama dengan tim legendaris, Biangbola. Klub yang kini bermarkas di Bogor itu mengambil Sayan untuk membimbing beberapa pemainnya yang masih muda dan butuh pengalaman. Langkah tersebut terbukti berhasil ketika Sayan mampu memimpin tim Biangbola dengan sangat baik walau tidak berhasil membawa klubnya ke Final Four LFI.
Kini, Sayan tengah sibuk mengembangkan akademi futsalnya di daerah Bekasi. Pemain yang belajar sepak bola di SSB Bekasi Putra itu memiliki akademi dengan nama Sayan Futsal Family (SFF). Keinginan Sayan membuat olah raga futsal berkembang di Bekasi membuatnya selalu rutin membuat kompetisi futsal. Belum lama ini dia menggelar turnamen bertajuk SFF Ramadhan Cup.