Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Basket Perempuan: Tak Terlihat Seperti Warna Udara

By Eko Widodo - Selasa, 10 Juni 2014 | 00:26 WIB
Pertandingan Tomang Sakti lawan Surabaya Fever di Speedy WNBL Indonesia 2014. (Fernando Randy)

Bagaimana dengan bola basket perempuan? Inilah yang membedakan dengan pria. Ibaratnya sebuah kejadian, perempuan akan bertanya, menjawab, dan menganalisisnya. Konsep bermain itu perlu waktu lebih lama sehingga pertandingan basket perempuan terlihat lebih lambat. Padahal, selain ukuran bola dan konsep bermain itu, latihan pria dan perempuan sama saja lho kerasnya.

Pembaca yang budiman, dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun karier jurnalistik olah raga saya dan kesempatan menonton langsung berbagai jenis pertandingan bola basket wanita hampir di seluruh belahan bumi, basket wanita itu memang cenderung analitis dan hampir semuanya text book. Sedangkan basket pria, cenderung meledak dan berani keluar dari sekat-sekat pembatas.

Lantas, apakah wanita harus mengubah cara bermain, agar penonton dan sponsor datang sehingga bola basket perempuan, termasuk Speedy WNBL Indonesia, semakin berkembang?

Perempuan itu Lebih Cerdas

Sebelum berencana mengubah konsep bermain perempuan, ada baiknya menelaah beberapa data kuantitatif yang saya miliki.

Di WNBA, 90% pemainnya adalah sarjana dan lulus dengan nilai bagus sesuai standar. Menurut mantan pebasket nasional putri Indonesia yang pernah bermain di NCAA membela universitas Weber State, Theresna Ninon Salemon, ia dituntut memenuhi standar akademik tertentu agar beasiswa terus mengucur. Jadi perempuan yang pebasket NCAA, pasti pintar.

Pebasket WNBA, berpikir seribu kali sebelum memutuskan mengikuti Draft yang berarti meninggalkan kampus untuk menjadi profesional. Mereka cenderung menunggu kuliah tuntas, baru ikut draft WNBA. Jadi, jangan heran jika pebasket WNBA memiliki prestasi akademik lebih bagus daripada pemain NBA.

Saya punya hipotesis, pebasket Speedy WNBL Indonesia yang dulunya student athlete di liga SMA, DBL Indonesia, cenderung memiliki nilai akademik lebih bagus dibandingkan para pebasket putra Speedy NBL Indonesia. Hanya sedikit pebasket putri yang cenderung acuh pada nilai akademisnya.

Dua tahun lalu, saya ditugasi memahami pasar media digital dibandingkan media konvensional (cetak). Hasilnya, ternyata perempuan masa kini sangat melek pada gadget, lho.

Temuan pertama, perempuan matang dan ibu muda, ternyata menghabiskan waktu tiga kali lebih banyak untuk online daripada nonton televisi. Mereka browsing 81% berita on line, 74% mendengarkan musik, dan 44% nonton video. Ini masukan untuk WNBL, agar perempuan banyak nonton Speedy WNBL Indonesia, manfaatkanlah channel untuk memperbanyak news on line dan video. Kalau mereka puas dan banyak nonton NBL dan WNBL, mereka akan ngoceh tanpa diperintah di gruppies atau komunitas masing-masing.

Temuan kedua, perempuan zaman sekarang ternyata menyikapi media sosial dengan lebih cerdas. Mereka juga suka opininya diketahui publik lewat sosial media. Artinya, mereka selalu ingin sharing pengalaman bermain bola basket di Speedy WNBL Indonesia di grup atau komunitas sosial. Perempuan itu adalah biang dari salah satu alat komunikasi paling ampuh yakni komunikasi dari mulut ke mulut (power of tongue).