Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Poin-poin Penting
JUARA.NET - Nasib miris Vietnam yang kembali pulang dari Olimpiade Paris 2024 tanpa medali menjadi perhatian serius. Negeri itu disarankan fokus ke angkat besi seperti diterapkan Indonesia.
Vietnam membawa 16 atlet untuk mengikuti 11 cabang olahraga (cabor) Olimpiade Paris 2024, tetapi tak ada satu pun yang mampu meraih medali.
Sementara 5 negara sekawasannya di Asia Tenggara sukses membawa pulang medali.
Filipina meraih 2 emas dan 2 perunggu, disusul Indonesia 2-0-1, Thailand 1-3-2, Malaysia 0-0-2, dan Singapura 0-0-1.
Nihil medali Vietnam itu sama dengan partisipasinya di Olimpiade Tokyo 2020 ketika membawa 18 atlet untuk 11 cabor.
Baca Juga: Pilih Jalan Berbeda, Peraih Medali Emas Olimpiade Tampil dengan Pasangan Baru di Japan Open 2024
Sepanjang mengikuti Olimpiade sejak 1952, Vietnam baru mampu meraih 1 emas, 3 perak, 1 perunggu.
1 emas dan 1 perak dipersembahkan Hoang Xuan Vinh dari cabor menembak di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
2 perak lainnya diraih masing-masing oleh Hoang Anh Tuan dari angkat besi Olimpiade Beijing 2008 dan Tran Hieu Ngan dari taekwondo di Sydney 2000.
Prestasi minim Vietnam itu sebetulnya masih lebih baik dari Singapura dan Malaysia, bahkan dari 5 negara lain Asia Tenggara yang sama sekali belum pernah mendapatkan medali Olimpiade.
Namun, Vietnam bertekad segera mengejar ketertinggalan dari Filipina, Indonesia, dan Thailand.
Sejumlah media Vietnam, antara lain Thanh Nien, menganalisis kenapa Vietnam tertinggal dari Thailand, Indonesia, dan Filipina.
Menurut media itu, realitas membuktikan bahwa level olahraga Vietnam masih jauh tertinggal di pentas dunia, sehingga investasi tak bisa disamaratakan untuk semua cabang.
Kasus yang paling kentara adalah atlet renang Nguyen Huy Hoang, yang meraih hasil bagus di Asian Games 2022 dan 2018.
Tetapi saat masuk ke arena Olimpiade, dia tak bisa mengalahkan dirinya sendiri di kedua nomor kelebihannya, yakni gaya bebas 800 meter dan 1.500 meter.
Oleh karena itu, investasi untuk Huy Hoang perlu lebih difokuskan pada Asian Games daripada Olimpiade.
Baca Juga: Terkuak Sumber Kedigdayaan Duo China di Olimpiade Paris 2024
"Jadi, untuk meraih medali di Olimpiade 2028, industri olahraga perlu menghitung ulang dengan cermat dari sekarang, mulai dari pemilihan atlet, peta jalan yang sesuai dengan pendanaan yang lebih terarah," tulis Thanh Nien.
"Dalam cabor angkat besi, sangat perlu dilakukan evaluasi yang ketat dan mencari lebih banyak personel, baik putra maupun putri, di kategori kelas ringan, untuk persiapan 4 tahun ke depan, menjelang Olimpiade 2028."
Angkat besi Indonesia bisa menjadi contoh terbaik dalam program persiapan meraih medali Olimpiade.
Di Olimpiade Paris 2024, Rizki Juniansyah meraih emas kelas 73 kg putra.
Itu merupakan emas pertama Indonesia dari angkat besi.
Sebelumnya, angkat besi Indonesia meraih 7 perak dan 8 perunggu.
Bulu tangkis menjadi cabor penyumbang medali terbanyak dan paling bernilai bagi Indonesia, yakni 8 emas, 6 perak, 8 perunggu.
Di Vietnam, kekuatan bulu tangkisnya masih sangat jauh di bawah Indonesia.
"Selain angkat besi dan menembak, satu-satunya cabang bela diri yang bisa diharapkan Vietnam adalah taekwondo (Tran Hieu Ngan pernah meraih perak kelas 57 kg di Olimpiade Sydney 2000)," sebut Thanh Nien.
Vietnam disarankan tak lagi memaksakan judo dan tinju, karena atlet-atletnya sangat kesulitan untuk bersaing memperebutkan medali di Olimpiade.
PRESTASI NEGARA ASIA TENGGARA DI OLIMPIADE
No | Negara | Emas | Perak | Prggu |
1 | Thailand | 11 | 11 | 19 |
2 | Indonesia | 10 | 14 | 16 |
3 | Filipina | 3 | 5 | 10 |
4 | Vietnam | 1 | 3 | 1 |
5 | Singapura | 1 | 2 | 3 |
6 | Malaysia | 0 | 8 | 7 |
- | Laos Kamboja Myanmar Brunei Timor Leste | 0 | 0 | 0 |