2. Karena Khruu Somporn pengikut Buddha yang taat, pengajarannya didasarkan pada rasa kasih sayang. Teknik-teknik mengajarnya sangat dipengaruhi oleh pemikiran pengikut Buddha.
3. Khruu Somporn mengajar sambil bermain dan belajar dalam suasana yang menyenangkan. Dia mengajar menggunakan hati dalam menjalin komunikasi dan menjalin kepercayaan dengan para murid.
4. Khruu Somporn membangun kurikulum berdasarkan kebutuhan hidup dan kerja para siswa. Hakikat dari kurikulumnya adalah mampu menjawab hal-hal yang berkaitan dengan perilaku maupun moral.
Kalimat yang sering disampaikan oleh Dr. Rung adalah "Kalau monyet saja bisa, kenapa anak-anak kita tidak?" Ya, monyet liar ternyata bisa dididik menjadi pemetik kelapa, memilih yang layak dipetik, dan bukan sekadar mengumpulkan dan mengangkut kelapa.
Dipaksa Disiplin
Lewat aturan yang keras, DBL sukses memberikan pendidikan progresif kepada setiap peserta. Reward yang diberikan memang luar biasa. Harkat dan kebanggaan pebasket SMA diangkat sedemikian tinggi lewat kemasan pertandingan yang wah dan impian ke Amerika Serikat maupun Australia jika bisa melewati tahapan yang panjang nan terjal.
Kompetitor event DBL memang banyak. Selain kompetisi antarklub dan antar SMA, turnamen-turnamen yang melibatkan para pelajar itu banyak, khususnya di DKI. Namun, jika ditanya yang manakah paling prestis, mereka sepakat bersuara: DBL.
Bagaimanakah anak-anak itu belajar sehingga di mindset mereka hanya ada satu kata "DBL mindset"? Stella Vosniadou, ahli kognitif, psikologi perkembangan, dan pendidikan, menulis dalam buku 'How Children Learn", beberapa hal cara belajar anak. Ada 12 poin yang ia sebutkan seperti keterlibatan aktif, peranserta/partisipasi sosial, kegiatan yang berarti, hingga ke menciptakan pelajar yang termotivasi.
Pelajar-pelajar yang termotivasi mudah dikenali karena mereka itu mempunyai keinginan besar untuk meraih tujuan-tujuannya. Mereka pun siap mencurahkan seluruh upaya. Para pelajar itu juga menunjukkan kebulatan tekad dan ketekunan yang sungguh-sungguh. Hal itu akan mempengaruhi jumlah dan kualitas hal-hal yang dipelajari.
Kebetulan, dua tahun berturutan anak saya ikut berkompetisi di DBL Jakarta. Saya merasakan, betapa ia termotivasi untuk bisa berkontribusi tertinggi bagi timnya SMA 3 Teladan. Di final tahun lalu, cedera engkel kiri tak menghalanginya tampil lugas di final melawan SMA 116, dengan hasil juara. Ia meringis kesakitan, saat kakinya saya kompres es di rumah, sambil terus memegangi medali juara, dan dibawa sampai tidur.
Editor | : | Eko Widodo |
Komentar