Di tahun 2013, kali ini ia cedera engkel kanan. Ia tak bisa tidur sampai subuh karena gagal membawa SMA 3 ke babak berikutnya. Bekas air mata masih nampak, selain bengkak di engkel kanan, saat saya mengelus keningnya untuk pamit berangkat kerja subuh-subuh. Lima hari kemudian, saat ia diberi kaos sebagai anggota DBL Jakarta First Team 2013, saat saya elus keningnya lagi, ia tidur dengan wajah bahagia dengan kaos itu dilipat rapi di samping kasurnya. Mungkin saja, ia lagi asyik bermimpi pergi Seatle atau Aussie!
Herbert J. Walberg dan Susan J. Paik, dua pakar pendidikan dari UNESCO, mengatakan bahwa memberikan pengalaman hidup adalah praktik-praktik dalam pendidikan yang efektif. Lewat pengajaran langsung, belajar bekerjasama, pendidikan yang adaptif, dan keterlibatan orangtua, anak-anak akan menemukan cara belajar yang mangkus (efektif).
Belajar menjadikan dirinya berguna dan berkontribusi, adalah sisi positif yang diperoleh anak saya dari kompetisi Honda DBL. Pembelajaran seperti itu tidak bisa diperoleh dari kelas reguler manapun. Tanpa ragu-ragu, saya berterima kasih kepada bung Azrul Ananda, Yondang Tubangkit, dan para kru DBL Indonesia, yang begitu konsisten memberikan pelajaran bahwa sukses itu adalah sebuah proses.
Di saat budaya instan, akibat gelontoran era digital yang dahsyat menggulung para pelajar Indonesia, masih ada para pembelajar olahraga berdiri tegak menjaga disiplin dan komitmen. Untuk sukses memang diperlukan proses.
Editor | : | Eko Widodo |
Komentar