Tetapi Shiho harus memarahi putra-putranya secara konstan mereka tertarik pada suatu tempat tertentu dan menyebabkan panas yang luar biasa di tempat itu.
Sementara satu matahari sedang bertugas, sembilan yang lain bermain-main di antara daun pohon Fusang yang bergerigi.
Matahari menghabiskan siang hari menganggur dengan senang hati saling berkejaran di pohon, kemudian mendinginkan diri di lautan.
Saat senja, mereka dengan penuh semangat menunggu kereta ibu mereka.
Matahari yang kembali senantiasa memercik dalam serangkaian putaran dan jeritan indah ke sorak-sorai bising saudara-saudaranya.
Namun setelah beberapa tahun, matahari menjadi bosan.
Semua dari mereka berencana untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain daripada bekerja.
Suatu hari, mereka memutuskan untuk berlari melintasi langit, bersama-sama, sebelum ibu mereka tiba.
(Baca Juga: Apes! Kejadian Buruk Menimpa Philippe Coutinho Pada Sesi Latihan Timnas Brasil)
Mereka mengira telah cukup menghasilkan cahaya dan kehangatan untuk bertahan selama beberapa hari.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | INTISARI-ONLINE.COM |
Komentar