Maka tidak ada yang perlu bekerja untuk sementara.
Ketika kesepuluh matahari mengejar satu sama lain di langit, kelembaban di bumi perlahan menguap.
Cahaya yang disemburkan oleh saudara-saudara matahari bersama sangat menyilaukan.
Panas mereka membakar tanah, dan sungai-sungai mengering.
Tanaman layu, dan banyak orang mati kehausan di tanah.
Mendengar ulah yang dibuat oleh anak-anaknya itu, dewa matahari Dijun pun memanggil pemanah handal itu, Hou Yi.
Ia memerintahkan Hou Yi untuk mendisiplinkan putra-putrinya yang nakal.
(Baca Juga: Klaim Mengejutkan Louis van Gaal soal Manchester United, Kontroversial Lagi?)
Ketika Hou Yi melihat semua makhluk mati di tanah yang kering, dia dipenuhi dengan kesedihan, karena dia adalah manusia biasa.
Hou Yi memanggil matahari dan memerintahkan mereka untuk menghentikan kebodohan mereka, tetapi mereka hanya melompat-lompat.
Dengan marah, Hou Yi mengambil satu panah ajaib dari tabungnya dan mengarahkannya dengan hati-hati.
Shyut! Anak panah itu terbang langsung ke jantung matahari yang paling sombong.
Hingga akhirnya satu persatu matahari dipanahnya dan jatuh dari langit, terbakar dalam bola api menjelma gagak hitam dan mati.
Matahari terakhir pun berduka atas hilangnya saudara-saudaranya dan ditakdirkan untuk melakukan pekerjaan sehari-harinya sendirian hingga sekarang.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | INTISARI-ONLINE.COM |
Komentar