Bahkan sebelum menandak (menari) menggunakan boneka Ondel-ondel, boneka raksasa itu harus diberi sesaji atau diisi.
Indonesia yang pernah menjadi tuan rumah Asian Games, sekali lagi mendapat kehormatan itu di tahun 2018.
Asian Games 2018 nantinya akan dihelat di Jakarta dan Palembang.
Sementara Palembang terkenal dengan kuliner pempek, Jakarta juga mempunyai maskot tersendiri.
(Baca Juga: Indra Sjafri atau Gerd Zeise yang Layak Latih Timnas U-19 Indonesia, Ini Perbandingannya)
Tidak berupa makanan, kekhasan Jakarta ini tergambar melalui Ondel-ondel.
Ya, tradisi Betawi di Jakarta ini sangat terkenal hingga tiap tahunnya menjelang HUT DKI pasti diadakan parade yang melibatkan Ondel-Ondel.
Namun tidak seperti sekarang yang cenderung menjadi media hiburan.
Ondel-ondel dulu memiliki fungsi lain, yakni untuk mengusir penyakit.
Bahkan sebelum menandak (menari) menggunakan boneka Ondel-ondel, boneka raksasa itu harus diberi sesaji atau 'diisi.'
Seperti pernah ditulis pada majalah Nova edisi 1995, ondel-ondel harus diisi dengan memberikan sesajian.
Hal itu bukanlah keharusan, namun untuk amannya memang harus diisi.
(Baca Juga: Titisan Evan Dimas di Timnas U-19 Menjadi Jenderal Lapangan Klub Liga 2)
Dahulu pernah terjadi seseorang memesan dibuatkan boneka ondel-ondel hanya untuk dipajang di gedung kantor, sehingga tidak harus 'diisi.
Namun rencana ternyata berubah, dan ondel-ondel dimainkan juga.
Kemudian yang terjadi hanya kekacauan, orang yang memainkan ondel-ondel tidak kuat dan kepanasan meski baru dimainkan beberapa menit.
Sebagai boneka besar dengan ukuran mirip dengan manusia, ondel-ondel memang dirancang untuk digerakkan dari dalam oleh manusia.
Tak heran untuk berada di dalam ondel-ondel harus mengalami suasana panas itu.
Sesuai dengan berjalannya zaman, isi mengisi ini memang sudah mulai ditinggalkan.
Hal itu sepertinya sedikit banyak juga dipengaruhi fungsi ondel-ondel yang berubah.
Kalau sekarang lebih cenderung sebagai arena hiburan, dahulu tidak demikian.
Ondel-ondel lebih ditujukan untuk sarana penyembuh penyakit cacar serta untuk mengalahkan saingan.
Sehingga jika ondel-ondel tidak sakti maka tidak akan mampu bersaing dengan pihak lain.
Karena hanya sebatas sebagai sarana hiburan, maka kini bentuk topeng ondel-ondel pun tidak mesti sama dengan ondel-ondel dahulu.
(Baca Juga: Indra Sjafri atau Gerd Zeise yang Layak Latih Timnas U-19 Indonesia, Ini Perbandingannya)
Modifikasi juga terjadi pada baju dan bahan dasar pembuat ondel-ondel.
Dahulu, topeng dibuat dari bahan kayu kembang atau kayu nangka.
Berhiaskan bunga kelapa, daun kemuning, dan seringkali berbaju hitam.
Selain waktu yang berubah, keterbatasan bahan yang ada tersebut juga mendorong pembuatan ondel-ondel dari bahan fiber berhiaskan ketas minyak warna-warni.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | INTISARI-ONLINE.COM |
Komentar