"Jadi mantan juara dunia kumpul bertanding di Jepang di Osaka," kenang Huang Hua.
Ia juga masih sering berkomunikasi dengan lawan mainnya, mantan pemain kelas dunia asal Indonesia, Susi Susanti.
Bahkan sesekali, ia bersama suaminya menyambangi dan berdiskusi dengan Susi di markas pelatnas PBSI di Jakarta.
Setelah lama menetap di Indonesia, tawaran menjadi pelatih tunggal putri Indonesia pun pernah didapatkannya. Namun putri pasangan Huang Yu Hui dan Shi Juan itu menolak tawaran itu.
Bagi Huang Hua, melatih sebuah tim butuh totalitas waktu dan pikiran. Keberadaannya sebagai ibu rumah tangga yang harus menjaga tiga anak dan dan tinggal jauh dari Jakarta menjadi alasannya menolak tawaran jadi pelatih pemain putri Indonesia.
"Setelah saya bicara dengan suami dan anak-anak bila saya jadi pelatih saya harus ke Jakarta. Semua waktu harus fokus melatih makanya bagi saya sangat berat. Apalagi bisnis suami saya semuanya di sini," kata Huang Hua.
Menurut dia, menjadi pelatih tidak bisa sambilan. Seorang pelatih yang baik harus mendedikasikan waktu dan tenaganya secara penuh untuk melatih pemainnya menjadi yang terbaik.
"Semua pelatih yang saya lihat penuh dengan dedikasi dan tidak bisa bekerja sambilan. Jadi pelatih juga harus mengikuti seluruh perkembangan pemain," ungkap Huang Hua.
Tentang tim putri bulu tangkis Indonesia saat ini, Huang Hua menilai tim tunggal putri Indonesia masih butuh perjuangan. Ia menilai pemain tunggal putri Indonesia main kurang percaya diri.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar